Benarkah Hamil Bisa Memperbaiki Endometriosis? Ini Penjelasan Dokter

- Selasa, 29 Maret 2022 | 17:25 WIB
Ilustrasi ibu hamil. (Pexels/Jonas Kakaroto)
Ilustrasi ibu hamil. (Pexels/Jonas Kakaroto)

Endometriosis adalah kondisi dimana jaringan membentuk lapisan dalam dinding rahim yang tumbuh di luar rahim. Kondisi ini bisa menyebabkan rasa sakit pada wanita, terutama saat menstruasi atau haid.

Selama ini beredar pendapat bahwa hamil bisa memperbaiki endometriosis. Lantas, apakah pendapat tersebut valid?

Ketua Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI) Prof. Dr. dr Wiryawan Permadi, SpOG(K), menyebut pendapat yang menyatakan hamil bisa memperbaiki endometriosis hanya mitos.

Menurutnyaa, setelah perempuan melahirkan lalu mengalami haid normal, maka gejala atau keluhan endometriosis bisa kembali terjadi seperti nyeri perut saat haid, nyeri panggul dan nyeri di luar menstruasi.

Baca juga: Mengenal Endometriosis, Penyebab Nyeri saat Menstruasi yang Enggak Boleh Diabaikan

"Faktanya, betul saat hamil tidak ada nyeri karena tidak ada haid. Jadi ada perubahan hormon yang bisa menekan gejala endometriosis tersebut. Ini bersifat sementara," kata dr Wiryawan dikutip dari Antara pada Selasa (29/3/2022).

Ia menambahkan, dari sisi peluang kehamilan, sebenarnya pasien dikatakan kategori sulit hamil akibat berbagai sebab antara lain perlengketan sehingga menyumbat saluran telur sehingga dia lebih sulit hamil. Namun, bukan berarti mereka tidak bisa memiliki anak.

"Ada pasien endometriosis, kista bisa hamil. Pada saat melahirkan dioperasi ternyata kista endometriosis juga bisa pecah. Jadi, tidak berarti penderita endometriosis tidak bisa hamil," tuturnya.

Dr Wiryawan juga membahas mengenai pengangkatan rahim yang dinilai bisa menghilangkan endometriosis. Menurutnya, kadangkala pasien endometriosis yang diangkat rahim bahkan kedua indung telurnya masih mengeluhkan adanya rasa nyeri.

Di sisi lain, masih ada mitos terkait endometriosis yakni nyeri haid dikatakan normal. Nyeri haid dikatakan normal intensitasnya ringan sampai sedang dan tidak bertambah hebat seiring waktu.

Kalau nyeri haid hebat, makin lama makin progresif kita kaitkan dengan endometriosis. Kita buktikan dulu dia bukan endometriosis baru kita bisa katakan haidnya normal, kata dr Wiryawan.

Masih terkait menstruasi, ada yang mengaitkan pasien endometriosis dengan siklus haid tak teratur. Faktanya pasien endometrisosi justru haidnya teratur dengan nyeri ringan.

"Hal-hal seperti itu kadang menyamarkan untuk aware pada endometriosis. Banyak mitos yang harus kita klarifikasi dengan baik," ujarnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X