Geger sebuah kabar yang menuliskan nama Adolf Hitler di sebuah sertifikat vaksin COVID-19. Nama itu muncul di aplikasi kesehatan milik pemerintah Belanda. Saat dipindai, maka diaplikasi menunjukkan hasil negatif.
Padahal seperti yang diketahui, nama Adolf Hitler sudah lama tiada. Namun, yang mengejutkannya adalah di aplikasi tersebut menuliskan bahwa Hitler lahir pada 1 Januari 1900.
Hal ini pun mendorong pihak Kementerian Kesehatan Belanda untuk menyelidikinya. Mereka mencari tahu bagaimana bisa seseorang berhasil membuat kode sertifikat vaksin COVID-19 menggunakan data Adolf Hitler.
Dikutip dari Dutch News, ternyata yang melakukan hal itu adalah seorang penipu yang mana penipu itu mengaku menjual kode QR Prancis dan Polandia imitasi seharga €300 atau sekitar Rp 4,9 juta.
Tentu saja hal ini membuat resah para pejabat di Kementerian. Mereka khawatir kalau oknum tersebut mungkin saja sudah memiliki 'kunci pribadi' untuk membuat kode sandi digital.
Artinya, semua kode QR yang dikeluarkan oleh negara yang terkena dampak mungkin harus tidak diberlakukan lagi.
