Olahraga di Tempat dengan Polusi Udara Justru Berisiko Timbulkan Penyakit

- Selasa, 17 November 2020 | 20:20 WIB
Warga mengenakan masker dan face shield saat bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/6/2020). (INDOZONE)
Warga mengenakan masker dan face shield saat bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/6/2020). (INDOZONE)

Di masa pandemi virus corona ini banyak orang memilih melakukan olahraga di luar ruangan untuk menjaga kesehatan. Mulai dari berlari, jalan santai, hingga bersepeda.

Namun ada yang harus diwaspadai saat melakukan olahraga di luar ruangan, yaitu bahaya polusi udara. Berdasarkan riset yang dilakukan aplikasi kualitas udara Nafas, ada risiko kesehatan saat seseorang melakukan olahraga outdoor pada rentang pukul 04.00 - 09.00 WIB berdasarkan Polusi Particulate Matter (PM2,5).

Tingkat polutan PM2,5 yang dikatakan aman adalah apabila levelnya tidak melebihi 100. Polutan ini juga dianggap berbahaya karena ukurannya yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari sel darah merah.

Piotr Jakubowski, Co-founder & Chief Growth Officer Nafas mengatakan polutan PM2,5 bisa menjadi masalah besar untuk orang-orang yang berolahraga di luar ruangan. Saat berolahraga, seseorang cenderung menghirup udara yang lebih banyak daripada orang yang tidak beraktivitas. Ini sebabnya mereka lebih berisiko terkena dampak dari polusi udara.

"Ini masalah besar karena saat berolahraga atlet-atlet mengambil napas lebih sering dan mendalam. Karena lebih banyak udara dihirup, lebih banyak polusi udara dihirup juga. Orang yang tidak beraktivitas dalam 24 jam volume udara yang dihirup sekitar 17 ribu liter. Kalau orang berolahraga dalam dua jam gara-gara lebih banyak bernapas dan mendalam, hampir 12 ribu liter udara dihirup," jelas Piotr dalam sebuah webinar, Selasa (17/11/2020).

-
Warga mengenakan masker dan face shield saat bersepeda di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (14/6/2020). (INDOZONE)

Polutan PM2,5 Bisa Timbulkan Penyakit

Dokter Spesialis Paru (Pulmonologist), dr. Erlang Samoedro mengatakan PM2,5 merupakan debu yang sangat kecil sehingga mudah masuk ke dalam saluran napas manusia, termasuk paru-paru.

Menurutnya, tubuh manusia memiliki mekanisme untuk mengeluarkan debu-debu. Tapi semakin banyak debu yang dihirup, sistem pengeluaran debu tidak sebanding dengan udara yang masuk.

BACA JUGA: Pembuat Vaksin Covid-19 Pfizer Sebut Kehidupan Akan Normal di Musim Dingin Tahun Depan

"Akibatnya, terjadi penumpukan. Bisa jadi peradangan lokal di paru. Jadi dia bisa menimbulkan asma kambuh, yang punya penyakit sesak napas itu akan kambuh. Kemudian karena sangat kecil sekali, setelah masuk ke paru bisa langsung masuk ke pembuluh darah, kemudian beredar ke seluruh tubuh dan akhirnya akan menyebabkan serangan-serangan yang terkait dengan pembuluh darah, seperti serangan jantung dan stroke," jelas dr. Erlang.

Tak hanya bagi orang yang berolahraga di luar ruangan, PM2,5 juga dapat berbahaya bagi anak-anak dan ibu hamil. Pada ibu hamil, polutan yang masuk ke pembuluh darah dapat berdampak buruk pada janin.

"Kalau debu menumpuk terus-menerus dalam jangka panjang, bisa menyebabkan kanker paru, karena terjadi peradangan di paru," kata dr. Erlang.

 

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Edi Hidayat

Tags

Terkini

X