Studi: Orang Indonesia Berhubungan Seksual Tanpa Alat Kontrasepsi

- Kamis, 8 Agustus 2019 | 10:04 WIB
photo/independent.co.uk
photo/independent.co.uk

Sekitar dua pertiga orang Indonesia melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini memicu tingginya angka kehamilan di luar nikah serta meningkatkan risiko penularan penyakit seksual.

Berdasarkan hasil penelitian Honestdocs, platform penyedia informasi kesehatan, hanya 33 persen responden yang menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seks, sementara 67 persen lainnya tidak.

Mayoritas responden itu tidak menggunakan alat kontrasepsi dalam hubungan seks mereka karena berbagai alasan. Di antaranya, mengurangi kenikmatan hubungan intim, takut efek samping, mencoba hamil, alasan agama, atau karena sudah steril.

-
photo/independent.co.uk

Senada dengan itu, riset nasional yang bertujuan mengidentifikasi metode dan pola kontrasepsi terpopuler di Indonesia ini melibatkan 13.506 responden dari berbagai usia, dengan proporsi responden wanita 51 persen dan pria sebesar 48 persen, yang sebagian besar berusia subur, 25-34 tahun.

"Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa Bengkulu, Aceh, Yogyakarta, dan Banten merupakan provinsi dengan tingkat penggunaan kontrasepsi terendah," jelas Honestdocs dalam pernyataan tertulis, Kamis (8/8).

Diungkapkan lebih lanjut, angka penggunaan kontrasepsi ini cukup mengkhawatirkan. Alasan utamanya karena angka kehamilan remaja Indonesia di luar nikah kerap meningkat lebih dari 500 kasus setiap tahun.

Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017, hal ini disebabkan karena rendahnya pengetahuan anak muda tentang kesehatan reproduksi, serta kurangnya akses terhadap informasi yang akurat tentang metode kontrasepsi.

-
photo/Pixabay

Tim dokter Honestdocs mengatakan bahwa riset ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap kontrasepsi.

“Selain efektif mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, alat kontrasepsi juga penting digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi menular seksual (IMS)," kata tim dokter Honestdocs.

Oleh karena itu, tim HonestDocs selalu memberikan pemaparan yang jelas dan akurat tentang kesehatan reproduksi dan metode kontrasepsi melalui website yang telah didukung oleh tenaga medis. "Harapannya, kami dapat meningkatkan pengetahuan umum masyarakat, terutama anak muda yang aktif secara seksual,” kata mereka.

Penggunaan Kondom Lebih Dominan

-
photo/.sciencefriday.com

Dari sekian banyak jenis alat kontrasepsi, riset HonestDocs menemukan bahwa mayoritas responden (63,2%) memilih kondom sebagai alat kontrasepsi utama.

Kondom memiliki tingkat efektivitas hingga 98 persen untuk pencegahan kehamilan dan menjadi satu-satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah penularan penyakit seksual.

Selain itu, alasan kondom dipilih karena praktis, mudah ditemukan di toko, dan memiliki harga yang terjangkau. Berdasarkan riset, kondom paling banyak digunakan oleh responden usia muda, yaitu 18-24 tahun (78%) dan remaja 12-17 tahun (72%).

Setelah kondom, alat Intrauterine Device (IUD) menjadi pilihan kedua responden (8,9%) dengan tingkat efektivitas yang hampir sempurna, yaitu 99,8 persen.

Halaman:

Editor: Administrator

Terkini

X