Presiden Jokowi Sebut Pakai Masker Dianggap Sakit, Ahli Kesehatan Angkat Bicara

- Kamis, 23 Februari 2023 | 19:15 WIB
Ilustrasi wanita memakai masker (Freepik/tirachardz)
Ilustrasi wanita memakai masker (Freepik/tirachardz)

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dicabut oleh pemerintah. Artinya, masyarakat tidak lagi diwajibkan memakai masker.

Merespons pernyataan Gubernur Kalimantan Timur soal masker dipakai oleh orang kurang sehat, Presiden Joko Widodo mengaku setuju.

"Saya ingin mengingatkan kembali bahwa PPKM telah dicabut di akhir 2022 yang lalu," kata Presiden Jokowi dalam pengarahan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI).

"Jadi, kalau tadi Pak Gubernur Kaltim menyampaikan yang pakai masker itu dianggap agak sakit, nggak salah, Pak Gub, nggak salah, karena PPKM memang sudah dicabut," sambungnya.

Baca juga: Biar Gak Sakit saat Musim Pancaroba, Dokter Sarankan Tetap Aktif dan Pakai Masker

Meski begitu kata Presiden Jokowi, seseorang tetap boleh menggunakan masker di dalam ruangan demi kesehatan.

"Jadi apalagi di luar ruangan, itu sudah tidak wajib pakai masker. Tetapi di dalam ruangan kalau ada yang pakai masker juga diperbolehkan, demi kesehatan," kata dia.

-
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri) dan Kepala Otorita IKN Bambang Susantono (kanan) (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Menanggapi pernyataan tersebut, ahli epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman menyayangkan respons pemerintah.

Kata Dicky, meski PPKM sudah dicabut, ancaman infeksi COVID-19 masih ada dan berpotensi meningkatkan kejadian long COVID-19.

Baca juga: Antisipasi Varian 'Kraken', WHO Minta Penumpang Pakai Masker saat Bepergian Jarak Jauh

Penggunaan masker tetap diperlukan terutama saat bertemu dengan kelompok rawan seperti lansia, ibu hamil, hingga orang dengan komorbid.

Menggunakan masker tidak bisa diartikan sebagai orang sakit, melainkan bentuk pencegahan jika ada risiko infeksi tanpa gejala.

"Jadi adanya pencabutan PPKM ini harus dibarengi dengan strategi komunikasi risiko yang baik, setidaknya memadai, ya ini yang masih PR di Indonesia, bahkan di dunia," ujarnya.

"Kalau itu tidak dilakukan, dampak infeksi berulang termasuk masa, dikaitkan dengan long COVID semakin serius, kerusakan organ paru tiga kali lebih meningkat, belum di otak, belum di jantung, ini yang membuat masyarakat kita sakit-sakitan," kata dr Dicky.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X