Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr.(HC). dr. Hasto Wardoyo, SP.OG.(K) mengatakan, penggunaan alat kontrasepsi perlu terus dilakukan dan digencarkan.
Alasannya yaitu untuk menekan angka kelahiran yang tidak direncanakan. Alat kontrasepsi sangat berguna untuk mengatur jarak kehamilan.
"Saya kira penting untuk disosialisasikan agar mereka sadar bahwa jarak kehamilan itu penting dan untuk mengatur jarak kehamilan harus pakai alat kontrasepsi," kata dr. Hasto, dikutip dari Antara, Senin (26/9/2022).
Baca juga: Produsen Alat Kontrasepsi Mulai Rambah Dunia Metaverse, Siap Rilis "Pengaman" Virtual?
Saat ini, terdapat 57 persen pasangan usia subur di Indonesia sudah menggunakan alat kontrasepsi dari target 62 persen. Menurut dr. Hasto, angka tersebut sudah cukup baik, terutama di tengah konsii COVID-19.
Mensosialisasiskan kehamilan yang terencana dinilai sangat penting untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, kualitas hidup bayi serta menghindari kondisi gagal tumbuh atau yang dikenal dengan stunting.
Baca juga: Bahaya Pakai Kondom Bekas di Hari Valentine, Bisa Terjadi Hal yang Tidak Kamu Inginkan
"Kita harus terus memberi pemahaman tentang bahaya kehamilan yang tidak direncanakan, jarak terlalu dekat, itu yang terus disosialisasikan. Kalau punya anak terlalu dekat, stuntingnya tinggi, kalau anak stunting dia akan pendek, tidak cerdas, sakit-sakitan dan tidak punya daya saing," ujar Hasto.
Hasto kemudian menambahkan, penggunaan alat kontrasepsi juga bisa menekan ledakan penduduk. Misalnya, pada 100 pasangan usia subur yakni 20-35 tahun tidak memakai alat kontrasepsi, maka 80 persennya dapat dipastikan akan menjalani kehamilan.
“Kalau 80-nya hamil bisa berbahaya, dampaknya ledakan penduduk per tahun bisa berapa,” katanya.
