Masyakarat Indonesia memiliki banyak menu makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Mulai dari kurma, kolak pisang, bubur sumsum, gorengan, hingga beragam minuman manis dingin.
Makanan dan minuman manis umumnya menjadi jenis yang paling dicari masyarakat. Hal ini tentu menjadi sorotan para ahli kesehatan.
Spesialis gizi klinis dr Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEMA menjelaskan, berbuka puasa dengan menu manis sebenernya sah-sah saja. Namun, yang perlu diperhatikan batasan konsumsi gula harian.
Baca juga: 3 Kelompok yang Harus Waspada saat Bukber di Tengah Pandemi COVID-19, Kamu Termasuk?
"Banyak riset yang sudah membuktikan bahwa puasa membawa banyak benefit kesehatan. Tetapi mengingat budaya, kebiasaan kita tadi (konsumsi makanan-minuman manis), Indonesia ini makanan yang biasanya nggak ada tiba-tiba jadi ada, aksesnya gampang dicari, dan harganya terjangkau. Nah, ini yang harus waspada," kata dr Marya saat ditemui Indozone di kawasan Jakarta Selatan beberapa waktu lalu, ditulis Selasa (28/3/2023).
Lebih lanjut dr Marya mengungkapkan, makanan dan minuman manis sangat mudah membuat perut terasa kenyang. Padahal hal tersebut yang berbahaya, bisa saja asupan gula hari berlebih atau kurang.
Baca juga: Tutorial Hijab Cantik Buat Bukber Ramadan, Kerudung Segiempat Rapi & Pashmina Menutup Dada
"Makanan manis memang dibutuhkan untuk mengisi perut secara cepat, tapi bukan dalam jumlah yang banyak. Karena tubuhnya sebelum dan sesudah puasa sama butuh asupannya. Bukan tau-tau boleh ada ekstra gula, bukan. Tapi, tetap mengikuti batasan gula, garam, dan lemak," tegasnya.
Dokter Marya pun mengimbau masyarakat untuk mengikuti anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait konsumsi gula harian yakni 4 sendok makan atau 50 gram sehari.
Jika lebih takaran tersebut, dikhawatirkan memicu penyakit tidak menular seperti obesitas dan diabetes.
Artikel Menarik Lainnya:
