Wah, 3 Pria ini Raih Penghargaan Nobel 2019

- Selasa, 8 Oktober 2019 | 14:15 WIB
Saat ketiga peneliti meraih Nobel Kedokteran 2019, di Stockholm, Swedia pada Senin (7/10). (Reuters/Pountus Lundah)
Saat ketiga peneliti meraih Nobel Kedokteran 2019, di Stockholm, Swedia pada Senin (7/10). (Reuters/Pountus Lundah)

Dua orang berkebangsaan Amerika dan satu orang berkebangsaan Inggris mendapat pengharagaan Nobel 2019 karena dianggap berjasa dalam meneliti bagaimana sel manusia merasakan dan beradaptasi dengan perubahan kadar oksigen. 

Penelitian mereka berhasil mengungkap strategi baru untuk memerangi penyakit kanker, anemia dan gagal jantung. 

Dua peneliti dari AS yakni William Kaelin dan Gregg Semenza serta seorang dari Inggris Peter Ratcliffe menerima hadiah uang tunai  sebesar 913 ribu dolar Amerika atau sekitar Rp12,7 miliar.

Kaelin bekerja di Institut Kedokteran Howard Hughes AS, sementara Semenza merupakan Direktur Program Penelitian Vaskular Institut Teknik Sel Johns Hopkins. Sedangkan Ratcliffe merupakan direktur penelitian klinis di Francis Crick Institute di London dan direktur Target Discovery Institute di Oxford.

"Saya merasa terhormat dan senang dengan berita itu," kata Racliffe yang dilansir dari Reuters pada Selasa (8/10).

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan ini menetapkan dasar bagi pemahaman tentang bagaimana kadar oksigen memengaruhi metabolisme sel.

Pakar dari Universitas Cambridge Inggris mengatakan, penelitian yang dilakukan oleh ketiga peraih nobel tersebut berpusat pada respon hipoksia (cara tubuh bereaksi terhadap fluks oksigen) dan mengungkapkan mekanisme yang digunakan sel-sel manusia untuk merasakan kadar oksigen.

"Oksigen merupakan unsur yang penting untuk kelangsungan hidup manusia. Terlalu sedikit atau terlalu banyak oksigen dapat menyebabkan bencana," kata presiden akademis sains Royal Society Inggris Venki Ramakrishnan.

Penghargaan ini adalah yang pertama dari pengahargaan Nobel yang diberikan setiap tahunnya. Hadiah ini untuk pencapaian dalam dunia sains, perdamaian dan satra yang sudah diberikan sejak 1901 oleh Alfred Nobel.

Tahun lalu James Allison dari Amerika  dan Tasuku Honjo dari Jepang memenangkan hadiah untuk penemuan tentang bagaimana memanfaatkan sistem kekebalan dalam terapi kanker.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

X