Tak Mau Terinfeksi Varian Omicron? Begini Cara-Cara Mengantisipasinya

- Minggu, 12 Desember 2021 | 15:12 WIB
Ilustrasi varian Omicron (REUTERS/Dado Ruvic)
Ilustrasi varian Omicron (REUTERS/Dado Ruvic)

Varian terbaru COVID-19, Omicron masih terus menjadi sorotan. Gara-gara varian tersebut, banyak negara yang kini semakin memperketat aturan perjalanan bagi warga negara asing (WNA), termasuk Indonesia.

Diketahui, varian dengan nama kode B.1.1.529 itu pertama kali ditemukan di Afrika Selatan oleh dokter bernama Angelique Coetzee. Varian tersebut  dilaporkan ke WHO pada 24 November 2021 lalu.

Tim peneliti independen Technical Advisory Group on SARS-COV-2 Virus Evolution (TAG-VE) menyarankan WHO agar memasukkan varian baru tersebut ke dalam Variant of Concern (VOC).

Lalu, WHO menetapkan B.1.1.529 ke dalam VOC dengan nama Omicron. Diketahui, nama Omicron diambil dari huruf ke-15 dalam alfabet Yunani.

-
Ilustrasi varian Omicron dan Afrika Selatan (REUTERS/Dado Ruvic)

Keberadaan varian Omicron telah membuat banyak negara khawatir akan potensi kenaikan angka kasus baru COVID-19. Meski dokter penemu Omicron pertama kali, Coetzee mengatakan gejala yang dialami pasien COVID-19 yang terinfeksi Omicron cenderung sangat ringan.

WHO dalam pernyataannya beberapa waktu lalu mengungkapkan sejauh ini belum ada bukti penelitian yang menemukan bahwa varian Omicron lebih menular dari varian-varian lainnya.

Bahkan menurut WHO, terjadinya peningkatkan kasus positif COVID-19 di Afrika Selatan belum tentu dikarenakan varian Omicron. Sebab, sejauh ini belum ada penelitian soal tingkat penularan atau keparahan varian tersebut.

Coetzee mengungkapkan bahwa sejumlah pasien Covid-19 yang terinfeksi varian Omicron hanya menunjukkan gejala ringan saja. Setidaknya itu yang ditemukan pada pasien di Afrika Selatan, wilayah pertama kali ditemukannya Omicron.

Coetzee bilang Gejala-gejala yang dialami para pasien varian Omicron bisa pulih hanya dalam waktu satu hingga dua hari. Menurut dia, gejalanya jauh lebih ringan dari infeksi varian lainnya.

Kendati demikian, infeksi varian Omicron harus dicegah. Menurut beberapa ahli, ada beberapa cara mengantisipasi infeksi varian Omicron.

Vaksinasi dengan vaksin inactivated virus

-
Vaksin COVID-19, Sinovac (REUTERS/DADO RUVIC)

Dilansir Anadolu Agency, Anggota Dewan Penasihat Ilmiah Virus Corona di Turki, Dr Alper Sener mengatakan vaksin COVID-19 yang terbuat dari inactivated virus atau virus yang dimatikan diperkirakan lebih ampuh menghadapi varian terbaru Omicron.

Menurut dia, vaksin yang terbuat dari virus nonaktif memungkinkan akan lebih cepat membentuk antibodi untuk protein virus baru. Hal itu tidak mungkin didapatkan dari vaksin yang terbuat dari mRNA.

Diketahui, saat ini ada beberapa vaksin COVID-19 yang terbuat dari virus nonaktif yang sudah beredar di pasaran. Berdasarkan pemaparan Sener, vaksin tersebut diklaim lebih ampuh menghadapi varian Omicron.

Beberapa vaksin yang dimaksud seperti CoronaVac buatan Sinovac, lalu vaksin buatan Sinopharm, dan vaksin Bio Farma buatan Sinovac.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X