Wabah virus corona yang melanda sejumlah negara, masih jadi momok menakutkan hingga saat ini. Direktur kedaruratan WHO, dr Mike Ryan mengatakan, virus corona SARS-CoV-2 penyebab virus corona tak akan hilang, meskipun nantinya sudah ada vaksin.
Seperti yang kita tau, vaksin sendiri berguna untuk mencegah penularan virus corona SARS-CoV-2 agar tak menginfeksi tubuh, bukannya untuk menghilangkan virus tersebut.
Terkait dengan hal ini, Indra Rudiansyah yang merupakan kandidat doktor riset vaksin di Jenner Institute, Oxford University menjelaskan tentang kenapa virus corona akan tetap ada meskipun vaksin sudah ditemukan.
Indra menambahkan, awalnya SARS-CoV-2 memang ditularkan dari hewan ke manusia. Tapi, setelah virus ini bermutasi, virus penyebab corona ini kemudian bisa ditularkan dari manusia ke manusia.
Dalam acara Webinar Zoom berjudul "Big Questions Forum 9, Menghadapi Covid-19: Kebijakan, Sains, Solidaritas Nasional dan Global yang digelar oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada Jumat (15/5/2020) lalu, Indra menjelaskan, apa yang sudah dipelajari dan diketahui para ilmuwan tentang virus corona.
"Virus corona (SARS-CoV-20 saat ini menular dari manusia ke manusia dan dari manusia juga bisa menularkan ke hewan, contohnya kucing dan harimau. Namun, tidak ada bukti dia (virus SARS-CoV-2) bisa menularkan virus dari hewan yang terinfeksi balik ke manusia, itu tidak bisa," sambungnya.
Ia menjelaskan, jika virus corona hanya menular dari manusia ke manusia, maka kehadiran vaksin bisa menghilangkan virus corona dari muka bumi.
Indra menambahkan, penggunaan vaksin sendiri untuk membasmi wabah smallpox atau cacar pernah digunakan pada tahun 1960-an.
"Jadi pada 1960-an itu ada wabah smallpox, dan smallpox ini hanya beredar di manusia. (Setelah ada vaksin), sekarang kita tidak pernah mendapat pasien dengan gejala smallpox karena virus itu sudah dieradikasi (diberantas)," jelasnya.
Indra menegaskan, jika suatu penyakit bersifat zoonosis atau menular dari hewan ke manusia atau penyakit itu bisa menular dari manusia ke hewan, maka penyakit itu akan sulit diberantas.
"Jadi kalau penyakitnya zoonosis atau bisa menularkan dari manusia ke hewan, seperti malaria dan DBD, itu akan sangat sulit dieradiksi," tegasnya.
"Karena melibatkan dua organisme berbeda dan penyakit itu sulit dikontrol. Namun bisa dicegah," sambungnya.