Penyebab utama gangguan penglihatan adalah refraksi. Refraksi bisa terjadi karena seseorang memiliki kondisi bola mata terlalu panjang atau terlalu pendek, perubahan bentuk kornea, atau penuaan lensa mata.
Adapun beberapa faktor lingkungan yang meningkatkan risiko terjadinya refraksi antara lain membaca dengan kondisi cahaya kurang baik, terlalu sering bekerja di depan komputer, bermain video game, atau melakukan pekerjaan visual jarak dekat.
Baca juga: Startup di Jepang Ciptakan Kacamata Pintar Mampu Atasi Rabun Jauh dan Dekat Sekaligus
Kemudian faktor biologis yakni genetika, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya refraksi.
"Kalau ada keluarga minus maka akan ada kemungkinan minus juga. Gaya hidup juga pengaruh. Anak-anak sekarang banyak yang main gadget jadi bisa meningkatkan risiko," jelas dr Andi Akhmad Faisal, MKes, SpM, dalam konferensi pers, Senin (6/3/2023).
Selain kedua hal tersebut, ternyata faktor kebiasaan jarang keluar rumah juga bisa meningkatkan risiko rabun jauh. Kok bisa?
Menurut dr Andi, beberapa penelitian menyebutkan bahwa kurangnya waktu yang dihabiskan di luar rumah dapat meningkatkan risiko rabun jauh.
Baca juga: Setengah dari Populasi Dunia Dikhawatirkan Menderita Rabun Jauh dalam Waktu 20 Tahun
"Di Australia dan Singapura sekarang ada anjuran untuk anak keluar main demi mengurangi risiko gangguan mata. Karena emang secara penelitian hal ini bisa mencegah refraksi," bebernya.
Oleh karenanya, untuk menghindari terjadinya refraksi penting untuk menjaga kesehatan mata dan rutin berolahraga di luar rumah.
"Dianjurkan untuk berolahraga. Olahraga apa saja bisa asal jangan olahraga jari," pungkasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
