WHO: Isolasi Selama Pandemi COVID-19 Memicu Masalah Kesehatan Mental

- Jumat, 4 Maret 2022 | 15:17 WIB
Ilustrasi isolasi selama COVID-19.(freepik)
Ilustrasi isolasi selama COVID-19.(freepik)

Pandemi virus corona belum usai, kini varian Omicron telah mendominasi di seluruh dunia. Namun kini banyak negara yang telah mulai melonggarkan perbatasan dan memilih hidup berdampingan dengan COVID-19.

Namun, sebuah laporan baru dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan bahwa virus corona telah mempengaruhi kesehatan mental seseorang.

Dilansir India Today, dalam laporan ilmiah WHO mengatakan bahwa pandemi COVID-19 menyebabkan lonjakan 25 persen dalam kasus kecemasan dan depresi di seluruh dunia.

WHO menyoroti bahwa peningkatan besar dalam kasus yang disebabkan oleh tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni isolasi sosial akibat pandemi.

Baca juga: Negatif Omicron Tapi Masih Merasakan Gejala? Waspada, Long COVID-19 yang Lebih Berbahaya!

Pandemi juga berdampak pada ketersediaan layanan kesehatan mental karena laporan tersebut menandai kesenjangan dalam ketentuan untuk memasukkan kesehatan mental dan dukungan psikososial dalam rencana respons COVID-19.

"Informasi yang kita miliki sekarang tentang dampak COVID-19 terhadap kesehatan mental dunia hanyalah puncak gunung es. Ini adalah peringatan bagi semua negara untuk lebih memperhatikan kesehatan mental dan melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mendukung kesehatan mental penduduknya," kata Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, dikutip India Today.

Selain mengidentifikasi isolasi sebagai penyebab utama, WHO juga juga menyoroti kendala pada kemampuan orang untuk bekerja, mencari dukungan dari orang yang dicintai dan terlibat dalam komunitas mereka sebagai bentuk utama dari stres.

"Kesepian, ketakutan akan infeksi, penderitaan, dan kematian untuk diri sendiri dan orang yang dicintai, kesedihan setelah berkabung, dan kekhawatiran keuangan juga semuanya disebut sebagai stres yang mengarah pada kecemasan dan depresi," kata WHO.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 telah mempengaruhi kesehatan mental kaum muda dan bahwa mereka secara tidak proporsional berisiko terhadap perilaku bunuh diri dan melukai diri sendiri. Dalam studi itu juga menemukan bahwa wanita yang paling parah terkena dampak dari pandemi daripada pria.

"Orang dengan kondisi kesehatan fisik yang sudah ada sebelumnya, seperti asma, kanker, dan penyakit jantung, lebih mungkin mengembangkan gejala gangguan mental," kata laporan itu.

Peneliti juga mengatakan bahwa mereka yang memiliki masalah gangguan mental tidak terlalu rentan terhadap COVID-19, namun, ketika orang-orang ini terinfeksi, mereka lebih mungkin menderita rawat inap, sakit parah, dan kematian dibandingkan dengan orang tanpa gangguan mental.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Simak Gejala Sifilis yang Penting untuk Diwaspadai!

Minggu, 21 April 2024 | 19:13 WIB
X