Heboh Kematian Akibat Virus Marburg di Afrika, Epidemiolog Soroti Hal Ini

- Senin, 3 April 2023 | 09:57 WIB
Petugas medis menyuntikkan vaksin ebola ke warga Afrika. (WHO)
Petugas medis menyuntikkan vaksin ebola ke warga Afrika. (WHO)

Beberapa waktu terakhir masyarakat dunia kembali dihebohkan dengan kemunculan virus Marburg di Guinea, Afrika. Penyakit tersebut mudah menular dan memiliki tingkat kematian tinggi.

Organisasi kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, tercatat sudah ada 29 kasus virus Marburg dan 27 di antaranya meninggal dunia.

Ahli epidemiolog dari Griffith University Australia dr Dicky Budiman menjelaskan bahwa ancaman wabah tentu tidak pernah berhenti muncul. Oleh karenanya, penting untuk tetap menerapkan perilaku hidup sehat guna menjaga diri dari berbagai virus baru.

Baca juga: Sebabkan Puluhan Orang Tewas di Afrika, Begini Gejala dan Pencegahan Virus Marburg

"Ini mengingatkan kita bahwa di masa fase akut COVID-19 ini sudah bisa kita lewati dengan modal imunitas ya. Ancaman wabah berikutnya itu sebenarnya sudah antre, artinya perilaku hidup bersih sehat ini sangat dituntut," ucap dr Dicky dalam keterangannya, Senin (3/4/2023).

-
Ilustrasi - Seorang petugas medis dengan pakaian pelindungnya terlihat di dalam fasilitas perawatan ebola di rumah sakit umum Bwera dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo. (REUTERS/James Akena)

Lebih lanjut Dicky mengingatkan, masyarakat berperan penting dalam menjaga lingkungan sekitar untuk bisa terhindar dan mengatasi kemunculan penyakit baru. Ia meyakini bahwa kemunculan virus Marburg disebabkan oleh perubahan iklim karena perilaku manusia.

"Jangan lupakan bahwa peran kita masing-masing setiap kita ini untuk meningkatkan perilaku bersih sehat ini menjadi sangat amat penting," jelasnya.

Baca juga: 5 Orang di Tanzania Meninggal Akibat Virus Marburg, Alami Pendarahan hingga Gagal Ginjal

"Kita hidup di era di mana kita menyaksikan dampak dari perilaku itu yang kemudian menimbulkan wabah. Dan kita ada di era di mana perubahan iklim ini kita rasakan sebetulnya dan kita jadi saksi," lanjutnya.

Diprediksi Dicky, apabila masyarakat tidak melakukan perubahan perilaku, potensi wabah baru untuk muncul juga akan semakin besar.

"Dan kita harus jadi pelaku yang merubah itu. Jadi kita adalah generasi pertama yang merasakan perubahan dari lingkungan ini, pemanasan global, dan juga bicara potensi wabah yang semakin besar," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X