Minggu Kedua Setelah Gempa Cianjur, Pakar Ingatkan Ancaman Kesehatan Pengungsi

- Selasa, 29 November 2022 | 10:02 WIB
Tenaga kesehatan sedang memeriksa anak yang terdampak gempa di salah satu posko pengungsian di Cianjur, Jawa Barat. (Antara/HO-BNPB)
Tenaga kesehatan sedang memeriksa anak yang terdampak gempa di salah satu posko pengungsian di Cianjur, Jawa Barat. (Antara/HO-BNPB)

Memasuki minggu kedua setelah gempa Cianjur, Jawa Barat, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membeberkan bahwa terdapat 10 jenis penyakit yang menyerang para pengungsi.

Penyakit tersebut antara lain ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), faktur (patah tulang), luka robek, alergi, myalgia (nyeri otot), dyspepsia/gartritis, asma, diare, diabetes (tidak terkontrol dan sulit mendapatkan pelayanan) dan kudis.

Peneliti Keamanan dan Ketahanan Kesehatan Global dari Griffith University Australia, dr Dicky Budiman, mengimbau, agar pemerintah dan relawan kesehatan memperhatikan dampak penyakit usai gempa bumi, terutama pada anak-anak dan kelompok lansia. 

"Biasanya dalam kondisi bencana itu, periode minggu kedua adalah dimana infeksi pada anak atau lansia mulai bermunculan," ucap Dicky kepada Indozone, Selasa (29/11/2022).

Menurut Dicky yang sempat terjun langsung ke lapangan mengunjungi para pengungsi, minggu kedua usai gempa merupakan waktu yang krusial. Sebab pada minggu kedua, biasanya muncul keluhan-keluhan seperti infeksi saluran pernapasan, terlebih sedang memasuki musim penghujan. 

Baca Juga: BNPB Pasok Air Bersih untuk Korban Gempa Cianjur

Pemerintah dan tenaga kesehatan diimbau untuk mulai mempersiapkan posko penanganan penyakit, dan pengecekkan secara berkala pada korban bencana gempa Cianjur.

Selain itu, Dicky juga mengingatkan pentingnya sanitasi di lingkungan pengungsi. Memantau kebersihan dapat dilakukan mulai dari pengecekkan makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi para pengungsi.

Tidak hanya penanganan dan kontrol kebersihan, Dicky juga mengingatkan kondisi seperti ini sangat rentan bagi pengungsi mengalami infeksi sekunder, seperti COVID-19. Sehingga vaksinasi booster masih perlu dilakukan.

"(Kondisi saat ini) sangat rentan dan bisa menyebabkan orang dalam kondisi lemah bisa mengalami infeksi sekunder. Ini yang harus dicarikan solusinya, meski sekarang sudah ada RS TNI," katanya.

Baca Juga: Kerahkan Relawan Bantu Korban Gempa Cianjur, Polda Metro: Fokus Beri Trauma Healing

Selain itu, Dicky juga menyoroti sulitnya penindakan operasi untuk para pengungsi gempa Cianjur.

"Walaupun dari TNI sudah ada, tidak cukup. Ini harus segera difungsikan, apakah dari Puskesmas dengan tempat perawatan atau di mana rumah sakit sekitar yang bisa membantu sebagai solusi sementara," pungkasnya.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X