Tips Mengatasi Baper dan Emosi agar Tak Jadi Penyesalan

- Kamis, 17 Februari 2022 | 09:34 WIB
Ilustrasi. (Pexels/Monstera)
Ilustrasi. (Pexels/Monstera)

Setiap orang tentu pernah merasa emosi atau tidak bisa menahan amarahnya di situasi tertentu ketika menghadapi permasalahan. Beberapa orang juga ada yang mudah terbawa perasaan (baper) atau jadi mudah tersinggung.

Marah memang hak setiap orang untuk meluapkan emosinya. Namun, jika tidak bisa mengendalikannya justru akan menjadi penyesalan. Kemarahan atau emosi yang tidak terkendali akan menambah masalah baru.

Agar tidak mudah baper dan emosian, seorang psikiater bernama dr Vivi Syarif membagikan beberapa tips. Berikut penjelasannya:

1. Self care

Istirahat yang cukup, atur pola makan, tidur yang cukup, lakukan olahraga, me time dan atur jadwal aktivitas. Dr Vivi menambahkan bahwa kurang tidur, lapar, dan kelelahan bisa membuat seseorang jadi sensitif.

Baca juga: Kenali Dampak Stres karena Pekerjaan, Mulai dari Gatal-Gatal hingga Alami Kebotakan

2. Buang dulu emosi masa lalu

Bila masih ada perasaan yang mengganjal atau unfinished business, trauma, selesaikan terlebih dahulu agar tidak terbawa-bawa lagi. Penyelesainnya bisa dilakukan oleh diri sendiri atau dengan bantuan profesional.

3. Latihan relaksasi

Kalau sudah mulai sensitif atau emosian, atur napas, tarik napas dalam-dalam. Hal ini bisa "Nge-reset" cara kerja otak dan tubuh yang sedang siap-siap 'meledak'.

4. Sempatkan ambil momen berpikir

Sempatkan mengambil momen berpikir "Hmm apa ya fakta drai situasi ini?". Ingat, bedakan fakta dan perasaan atau persepsimu. Contohnya, jika pasangan tidak membalas pesan, kamu akan berpersepsi bahwa dia sedang marah padamu dan kamu pun menebak-nebak salahmu apa.

Kamu seharusnya bisa tetap perpegang pada faktanya. Perasaanmu akan lebih nyaman karena berpikir rasional.

5. Buat saluran perasaan yang sehat

Buat saluran perasaan yang sehat dengan mengkomunikasikan secara asertif ke orangnya, curhat, menulis untuk mengungkapkan perasaan, olahraga, melakukan aktivitas seni dan terapi dengan psikolog atau psikiater.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X