Ini Alasan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Butuh Waktu hingga 6 Bulan

- Kamis, 23 Juli 2020 | 17:49 WIB
Ilustrasi uji klinis vaksin Covid-19. (Unsplash/L N)
Ilustrasi uji klinis vaksin Covid-19. (Unsplash/L N)

Uji klinis vaksin Covid-19 buatan perusahaan asal Tiongkok Sinovac Biotech Ltd akan dimulai di Indonesia pada awal Agustus 2020 mendatang. Waktu yang dibutuhkan untuk uji klinis kira-kira enam bulan. Beberapa orang menganggap waktu ini terlalu lama.

Namun Sekretaris Jenderal Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) Berry Juliandi menerangkan, uji klinis melibatkan banyak persiapan dan tidak semudah yang mungkin dipikirkan orang banyak. Persiapannya meliputi lokasi uji klinis, memilih partisipan, dan prosedur lainnya.

“Banyak sekali prosedurnya dan ini melibatkan ribuan partisipan yang mungkin perlu mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain. Enam bulan saja sudah lumayan cepat,” ujar Berry kepada Indozone saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (23/7/2020).

Sekadar informasi, uji klinis vaksin Covid-19 akan dilakukan di enam lokasi di Bandung, Jawa Barat dan melibatkan 1.620 peserta. Berry mengatakan, ribuan orang sedang dicari untuk ikut uji klinis, bukanlah hal yang mudah. Sebab, partisipan tersebut harus memenuhi syarat kesehatan dan kriteria lainnya.

“Partisipan ini harus mengerti akan terlibat uji klnis secara utuh, tahu risikonya, tahu mekanismenya, harus mendapatkan penjelasan, dan setelah itu memberikan persetujuan untuk ikut. Ribuan orang mencarinya tidak sembarangan lalu setelah itu harus dipersiapkan kelompok-kelompoknya, belum perlakuannya, jadi banyak yang harus dipersiapkan,” kata Berry.

Lanjut Berry, setelah menemukan partisipan untuk uji klinis, tahap selanjutnya adalah menyuntikkan vaksin. Dari situ akan dilihat respons tubuh terhadap vaksin dalam bentuk antibodi.

“Jadi melihat terbentuk atau tidaknya antibodi. Harapannya peserta yang mendapat suntikan vaksin membentuk antibodi, dilihat juga seberapa banyak antibodi yang dihasilkan dalam satuan darah. Biasanya minimal antibodi akan muncul setelah tujuh hari disuntikkan vaksin, pada pasien kira-kira antibodi terbanyak hari ke 10 atau 14,” kata Berry.

Setelah antibodi terbentuk maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan. Dijelaskan oleh Berry, umumnya dalam uji klinis penyuntikkan vaksin cukup dilakukan satu kali kemudian peneliti melihat jumlah antibodi yang muncul. Akan tetapi, ada kemungkinan jumlah antibodi turun dengan seiring berjalannya waktu sehingga bisa jadi vaksin harus disuntikkan kembali.

“Seperti kasus Covid-19 ini ada kasus di luar negeri ketika sudah diberikan vaksin kemudian antibodinya turun. Kalau seperti ini, saya menduga kemungkinan akan dites bisa lebih dari sekali untuk pengecekan antibodi,” pungkas Berry.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X