200 Warga Mukomuko Alami Gangguan Jiwa karena Kemiskinan, Bukan COVID-19

- Sabtu, 12 Februari 2022 | 17:03 WIB
Petugas Satpol PP Kabupaten Mukomuko mengamankan orang dengan gangguan jiwa yang berkeliaran di wilayah ini, Selasa (30/3/2022). (ANTARA/Ferri)
Petugas Satpol PP Kabupaten Mukomuko mengamankan orang dengan gangguan jiwa yang berkeliaran di wilayah ini, Selasa (30/3/2022). (ANTARA/Ferri)

Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mengungkapkan ketidakberdayaan ekonomi diduga menjadi penyebab terbanyak warga setempat mengalami gangguan jiwa.

Adapun pandemi COVID-19 tidak termasuk dalam daftar faktor terbesar.

"Yang paling banyak karena faktor ekonomi, ada juga karena putus cinta dan bawaan dari lahir," kata Kabid Rehabilitasi Perlindungan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Mukomuko Eli Susbenti, dikutip dari Antara, Sabtu (12/2/2022).

Eli mengatakan hal itu berdasarkan hasil pengamatannya dan keterangan dari warga terhadap sekitar 200 orang dengan gangguan jiwa di daerah tersebut.

Menurutnya, kemungkinan warga itu tidak mampu menerima kondisi ekonominya yang tergolong kurang mampu sehingga membuatnya stres dan puncaknya mengalami gangguan jiwa.

Meskipun ratusan orang warga ini mengalami gangguan jiwa hingga mengganggu orang lain, namun ODGJ ini dilarang dipasung karena melanggar hak asasi manusia (HAM).

Dinas Sosial melalui tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK) dan pekerja sosial rutin memantau untuk mengantisipasi adanya ODGJ yang dipasung oleh keluarganya.

Pemerintah setempat setiap tahun mengalokasikan dana dalam APBD untuk mengantar ODGJ untuk berobat ke rumah sakit jiwa di Kota Bengkulu.

Tahun ini, mereka akan mengantarkan 15 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) untuk berobat ke rumah sakit jiwa di Kota Bengkulu.

"Sejak bulan Januari 2022 sampai sekarang kami telah mengantar sebanyak tiga ODGJ untuk berobat ke rumah sakit jiwa di Kota Bengkulu," tambah Eli.

Gangguan jiwa atau kesehatan mental di Indonesia masih dianggap sebagai penyakit "kutukan", maka bukan hal yang aneh jika ada anggota keluarga yang mengalami masalah tersebut malah disembunyikan dan yang lebih parahnya dipasung.

Perilaku seperti ini terjadi karena kurangnya akses dan informasi yang diberikan kepada masyarakat, sehingga gangguan jiwa dianggap sebagai sesuatu yang mengerikan, padahal sama halnya dengan penyakit lain yang dapat disembuhkan dengan penanganan yang benar.

Beberapa keluarga memilih untuk diam, menyembunyikan, mengucilkan atau memasung orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Tidak sedikit juga ODGJ yang berkeliaran di jalan-jalan karena ditinggalkan lantaran membuat malu keluarga.

Adanya fenomena tersebut lantaran besarnya stigma dan diskriminasi yang berkembang di masyarakat. Tak hanya ODGJ saja yang dibuang, keluarganya pun akan dikucilkan oleh lingkungan sekitar.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X