Penyakit anemia atau kurang darah sangat rentan dialami anak dan remaja saat masa pertumbuhan. Terutama bagi mereka yang memiliki banyak aktivitas.
Berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada remaja di Indonesia sebesar 32 persen. Ahli gizi dari Universitas Negeri Surabaya, Noor Rohmah Mayasari mengatakan, angka kejadian anemia pada remaja di Indonesia terbilang cukup tinggi.
Penyakit anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya.
"Sebanyak 3 hingga 4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik," ucap Noor Rohmah dalam webinar seperti yang dilihat Indozone, Senin (19/12/2022).
Baca Juga: Kemenkes Sebut Anemia Jadi Salah Satu Faktor Penyebab Stunting di Indonesia
Faktor Risiko Anemia
Anemia bisa terjadi pada siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki dari segala usia. Bahkan, anemia bisa terjadi pada ibu hamil.
Jika anemia terjadi pada ibu hamil, dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti gangguan pertumbuhan janin, memicu persalinan prematur, hingga keguguran.
"Salah satu mineral yang menjadi masalah utama di Indonesia adalah zat besi, itulah yang menjadi salah satu penyebab anemia," katanya.
Cara Mencegah Anemia
Lebih jauh, Noor Rohmah membagikan tips mengurangi risiko anemia, antara lain:
- Konsumsi makanan yang beragam dengan gizi seimbang;
- Tingkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi, folat, B12, vitamin C atau konsumsi suplemen;
- Hindari konsumsi makanan yang mengandung zat penghambat zat besi seperti tanin dan polifenol.