4 Mitos Tentang Keaslian Madu Ini Ternyata Salah

- Rabu, 22 September 2021 | 09:47 WIB
Ilustrasi madu. (Pexels/Roman Odintsov)
Ilustrasi madu. (Pexels/Roman Odintsov)

Madu memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan tubuh. Mulai dari meningkatkan daya tahan tubuh, mengurangi gejala maag, hingga meredakan sakit tenggorokan dan berbagai penyakit lainnya.

Namun di pasaran banyak beredar madu asli hingga madu palsu. Owner & Komisaris Kembang Joyo Group, Dewi Masyithoh mengatakan bahwa kandungan serta manfaat madu asli dan madu palsu berbeda.

"Jika madu asli kaya akan manfaat, madu palsu bisa menyebabkan berbagai penyakit yang membahayakan tubuh seperti diabetes dan kencing manis. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tidak mudah percaya informasi-informasi mengenai keaslian madu yang berasal dari sumber yang tidak kredibel," kata Dewi dalam keterangan yang diterima Indozone, Rabu (22/9/2021).

Dewi pun menyebut beberapa mitos mengenai keaslian madu yang beredar di kalangan masyarakan. Menurutnya, mitos-mitos berikut adalah salah.

1. Madu Asli Tidak akan Berubah Warna

Perubahan warna pada madu adalah hal yang biasa. Hal tersebut disebabkan adanya Reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu. Seperti diketahui, antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.

"Dengan begitu bisa dipastikan bahwa mitos mengenai madu asli tidak akan berubah warna adalah salah," kata Dewi.

2. Madu Asli Tidak Disukai Semut

Mitos ini juga dinilai tidak tepat. Faktanya, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan berbagai hal seperti umur madu, kandungan karbohidrat, hingga jenis semut yang ada di area sekitar madu.

Umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman. Saking menyukainya, lebah dan semut sering berebut untuk mengambil nektar. Meskipun begitu, ada beberapa kondisi madu yang tidak disukai oleh semut, salah satunya madu yang belum cukup umur.

Madu yang belum cukup umur akan mengakibatkan terjadinya fermentasi yang mana akan menghasilkan karbon dioksida yang tidak disukai semut.

"Kesimpulannya, semut akan menyukai madu yang sudah cukup umur panen dan tidak menyukai madu yang mengalami fermentasi," lanjut Dewi.

3. Madu yang Mengkristal Merupakan Madu Palsu

Kristalisasi madu sering salah diartikan masyarakat sebagai pemalsuan madu. Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu. Madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya.

BACA JUGA: 4 Pertolongan Pertama Meredakan Sakit Gigi

4. Madu Asli Bisa Meletup

Madu berasal dari cairan tanaman yang dikumpulkan oleh lebah. Secara alamiah, khamir yang berada di alam akan terbawa dalam madu. Khamir tidak akan aktif pada madu yang memiliki masa panen cukup panjang.

Sebaliknya, khamir akan aktif dan melakukan proses fermentasi pada madu yang dipanen muda. Hasil samping dari fermentasi ini adalah CO2 (karbon dioksida) yang berbentuk gas. Secara alami gas ini akan menguap di udara. Namun, gas akan terakumulasi dan menghasilkan letupan saat berada di botol yang tertutup sangat rapat. Dengan begitu, keaslian madu tidak bisa diukur dari meletup atau tidaknya.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X