Jumlah Peserta KB Turun 10%, Angka Kehamilan di Masa Pandemi Covid-19 Bisa Capai 500 Ribu

- Selasa, 9 Juni 2020 | 14:52 WIB
Ilustrasi ibu hamil. (freepik/tirachardz)
Ilustrasi ibu hamil. (freepik/tirachardz)

Munculnya pandemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret lalu turut berdampak pada pelayanan kesehatan di masyarakat. Salah satunya adalah penurunan jumlah akseptor atau peserta keluarga berencana (KB) yang menggunakan kontrasepsi.

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr Hasto Wardoyo, Sp OG(K), ada beberapa alasan yang melatarbelakangi penurunan jumlah peserta KB pada masa pandemi ini.

Pertama, ketakutan masyarakat untuk datang ke fasilitas layanan kesehatan karena risiko untuk tertular Covid-19 cukup tinggi. Hal ini membuat masyarakat mengurungkan niat untuk memasang kontrasepsi. Selain itu, ada pula fasilitas layanan kesehatan yang terpaksa tutup. Kalaupun ada yang buka, jumlah pasien yang dilayani terbatas.

Dalam paparannya di webinar ‘Urgensi Pelayanan KB Pada Masa New Normal’, Selasa (9/6/2020), Hasto mengungkapkan penurunan jumlah akseptor bisa mencapai 10-15% di masing-masing provinsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan.

Berdasarkan data, sebelum pandemi Covid-19, jumlah peserta KB aktif di bulan Maret mencapai 36 juta akseptor. Namun pada bulan April 2020 terjadi penurunan yang cukup signifikan yaitu jumlah peserta KB aktif hanya 26 juta.

Dari data tersebut, Hasto mencoba melakukan penghitungan pendekatan. Setidaknya dengan penurunan jumlah peserta KB aktif, maka ada 10 juta pasangan usia subur (PUS) lalai atau tidak lagi menggunakan kontrasepsi di masa pandemi Covid-19. Padahal 25% dari jumlah PUS tersebut termasuk kategori fertilitas tinggi yakni usia 20-30 tahun.

“Kalau seandainya PUS putus kontrasepsi, maka untuk yang putus suntik di bulan pertama bisa 10% hamil, IUD yang tidak segera ganti maka bisa 15% hamil, lalu yang menggunakan pil berhenti di bulan pertama bisa 20% hamil. Tentu ini kalau melakukan hubungan suami istri aktif, 2-3 kali perminggu,” kata Hasto.

Lebih lanjut Hasto menggambarkan, apabila terdapat 2,5 juta akseptor KB yang lalai melakukan kontrasepsi di masa pandemi dengan persentase kehamilan bisa mencapai 15-20%, maka angka kehamilan bertambah 370 sampai 500 ribu. Dari sisi biologis, angka ini harus diwaspadai.

“Itu sudah kami ambil angka yang paling rendah. Kalau saya hitung kemarin 420 ribu (kehamilan di masa pandemi),” pungkas Hasto.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

7 Rekomendasi Makanan yang Menyehatkan Ginjal

Sabtu, 20 April 2024 | 09:05 WIB

10 Jenis Makanan yang Harus Dihindari Saat Migrain

Sabtu, 20 April 2024 | 08:30 WIB
X