Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memastikan risiko penularan cacar monyet melalui udara sangat rendah. Penyakit ini disebutkan lebih mudah menular melalui kontak langsung.
Hal ini dikarenakan virus monkeypox penyebab cacar monyet tidak seperti COVID-19 atau campak yang dapat bertahan lama di udara.
"(Virus cacar monyet) tidak menular selama periode singkat dalam satu lingkungan udara yang sama," bunyi keterangan CDC, seperti dikutip dari WebMD, Senin (13/6/2022).
Meski begitu, CDC menyebut penyakit yang endemik di Afrika Barat dan Tengah ini dapat menyebar melalui air liur atau sekresi pernapasan selama kontak tatap muka, walaupun kasus seperti ini jarang terjadi.
"Ada perbedaan penting antara penularan melalui udara dan melalui sekresi pernapasan," sambung CDC.
Lebih lanjut, CDC menyebut penularan melalui udara dapat terjadi ketika partikel virus kecil tersuspensi di udara dan dapat melayang untuk jangka waktu tertentu.
Baca juga: CDC Ungkap Gejala Cacar Monyet, Mirip Flu hingga Ruam di Alat Kelamin dan Anus
Partikel tersebut dapat menyebar melalui aliran udara, atau terkadang dapat menginfeksi orang yang memasuki ruangan setelah orang yang terinfeksi pergi. Tetapi tetap belum ada bukti mengenai penularan dengan cara ini.
"Penularan virus monkeypox jarak jauh, misalnya melalui udara, belum dilaporkan," lanjut CDC.
Namun, orang yang menderita cacar monyet tetap disarankan untuk terus memakai masker ketika berinteraksi dengan orang lain, di manapun tempatnya.
Petugas kesehatan dan orang-orang yang mungkin memiliki kontak dekat dengan penderita cacar monyet juga disarankan untuk memakai masker.
Pernyataan ini disampaikan setelah adanya kesalahpahaman dalam peringatan CDC pekan lalu, ketika badan ini menyarankan masyarakat untuk meningkatkan tindakan pencegahan.
Tindakan pencegahan yang dimaksud termasuk mencuci tangan secara teratur dan mengenakan masker untuk menghindari penularan cacar monyet.
