Mahasiswa gen z dan milenial mencoba buat karya tulis yang menyoroti masalah kesehatan di Indonesia hingga akhirnya dapat beasiswa. Siapa saja mereka?
Misalnya karya tulis kategori eksakta berjudul Oksimeter Janin Non-Invasif Untuk Mendeteksi Hipoksia Kandungan Menggunakan Kontrol Optode dan Algoritma Ekstraksi Sinyal Janin oleh Najla Rasikha Putri Harza dari Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Najla Rasikha Putri Harza menjelaskan, memilih topik Oksimeter Janin Non-Invasif Untuk Mendeteksi Hipoksia Kandungan Menggunakan Kontrol Optode dan Algoritma Ekstraksi Sinyal Janin karena menurut WHO, 23 persen kematian bayi yang baru lahir disebabkan oleh Birth Asphyxia.
Baca Juga: Dekat dengan Kita, 3 Hal Ini Berisiko Berbahaya Selama Kehamilan
Asfiksia terjadi ketika otak bayi dan organ tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi sebelum, selama, atau tepat setelah lahir. Salah satu cara untuk mencegah asfiksia adalah dengan memonitor kondisi bayi secara berkala.
"Maka dikembangkan alat oksimeter janin yang non-invasif agar dapat digunakan secara aman dan portable di mana saja. Metode alat yang diajukan menggunakan Optode Control and Fetal Signal Extraction Algorithm. Metode ini menangkap sinyal gabungan dari Ibu dan janin, lalu dengan algoritma ekstraksi akan memisahkan sinyal janin, dan menghasilkan informasi terkait tingkat dan status SpO2 janin," katanya.
Mereka pun memenangkan Writing Competition Beswan Djarum 2021/2022, merupakan salah satu kelanjutan dari berbagai pelatihan soft skills yang telah diberikan setelah sebelumnya menerima pelatihan Leadership Development.
Program Officer Bakti Pendidikan Djarum Foundation Lounardus Saptopranolo mengatakan, melalui karya tulis Writing Competition pihaknya berusaha mewujudkan hasil pemikiran yang cerdas, kreatif, dan inovatif yang mampu menjawab tantangan serta permasalahan di sekitar masyarakat.
"Hal ini merupakan upaya kami untuk mendorong mereka agar dapat berkontribusi di tengah masyarakat. Kami mengapresiasi pemikiran generasi muda terlebih dari karya tulis pemikiran mereka muncul ide-ide baru yang diharapkan menjadi langkah awal kontribusi mereka pada Indonesia," katanya, dilansir ANTARA.
Pihaknya berharap, program ini dapat mendorong dan mempersiapkan pemimpin yang tidak hanya cerdas dan berkarakter kuat. Mereka juga bisa kritis dan kreatif dalam menciptakan solusi atas fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
Para finalis tingkat nasional telah melakukan presentasi karya tulis yang diuji langsung oleh dewan juri, antara lain Prof Ronny Rachman Guru Besar dari Institut Pertanian Bogor, Joko Intarto sebagai CEO Jagaters yang mengelola 34 studio produksi video conference di Jakarta, serta Zulfika Satria Kusharsanto, seorang perekayasa ahli muda di Badan Riset dan Inovasi Nasional.
Baca Juga: Hasil Tak Khianati Usaha, PNS Cantik dari Riau Berhasil Raih Beasiswa Wanita ke Inggris
Ketua Dewan Juri Tingkat Nasional Prof Ronny Rachman mengungkapkan, pihaknya senang sekali bisa melihat langsung 16 finalis mempresentasikan karya tulisnya.