Sebagian masyarakat Indonesia masih percaya jika kerokan bisa mengatasi masalah masuk angin. Bahkan, ada pula yang menerapkan cara ini ke bayi.
Tapi sebenarnya, boleh enggak sih bayi dikerok layaknya orang dewasa untuk menyembuhkan masuk angin?
Kerokan pada prinsipnya merupakan aktivitas memberikan gesekan atau parutan di kulit. Harapannya, terjadi pelebaran pembuluh darah kulit hingga timbul rasa nyaman.
Baca juga: Viral Ibu Pamer Tubuh Anaknya Kerokan Sampai Merah, Netizen: Ibu-Ibu Sekarang Kenapa Sih
Namun, spesialis anak dr Agnes Tri Harjaningrum menyarankan kerokan tidak diberikan kepada bayi di bawah usia satu tahun. Pasalnya, bayi memiliki kulit yang tipis sehingga mengerok akan menimbulkan rasa nyeri, bengkak dan kemerahan.
"Sebetulnya kalau kita ngomongin kulit bayi, prinsipnya bayi less is better. Sesedikit mungkin jangan dikasih apa-apa karena kulitnya masih sensitif," ujarnya dalam diskusi media 'Salah Kaprah Susu, Kesehatan Anak, dan Peran Media Sosial' di Jakarta Selatan, Selasa (14/2/2023).
Luka yang muncul akibat kerokan pada bayi bisa menjadi tempat masuknya kuman, baik virus maupun bakteri penyebab infeksi.
"Iya (kerokan) bisa iritasi, bahaya banget, bisa reaksi alergi dari ringan sampai berat. Kita enggak tahu reaksi yang muncul belakangan," tandasnya.
Baca juga: Bayar Pakai Uang Kerokan! Ini Tempat Berburu Jajanan Langka, Bikin Nostalgia
Lebih jauh dr Agnes mengingatkan, para orang tua harus memahami terapi tradisional sebelum memberikannya kepada anak.
Dia menyarankan, jika anak memang sakit atau masuk angin, sebaiknya konsultasi ke dokter terlebih dulu.
"Lebih baik ke dokter dulu, biar tahu akitnya apa. Enggak usah yang aneh-aneh karena nanti bisa kena alergi, merah-merah," tandasnya.
Artikel Menarik Lainnya:
