Pentingnya Mengajarkan Anak Tentang Pendidikan Seksual Sejak Dini

- Rabu, 16 Oktober 2019 | 12:09 WIB
ilustrasi/plannedparenthood
ilustrasi/plannedparenthood

Sebagian orang beranggapan bahwa pendidikan tentang seksual baru boleh diajarkan kepada anak-anak jika anak sudah cukup umur atau akil baligh. Tapi ternyata anggapan seperti itu salah dan tidak benar adanya.
 
Seorang psikolog bernama Zoya Amirin mengatakan bahwa pendidikan seksual penting diajarkan sejak dini. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyimpangan seksual pada anak. Mengajarkan pendidikan seksual sejak ini dapat dilakukan dengan mengenalkan organ intim dan fungsinya.

"Ajarkan anak tentang pendidikan seksual sedari awal. Organ intim harus disebut sesuai namanya, bukan disebut dengan sebutan yang aneh-aneh misal penis jadi burung atau payudara jadi tete," ujarnya.

-
ANTARANews/ M. Baghendra Lodra

Dilansir dari ANTARA, Zoya mengatakan bahwa hal ini dimaksudkan agar anak tidak menganggap seksualitas sebagai sesuatu yang aneh, menakutkan atau bahkan tabu sehingga mesti ditutup-tutupi dengan penyebutan lain.

"Ketika anak tidak menganggap seksualitas sebagai hal yang aneh maka dia akan nyaman dengan seksualitas dia dan tak akan bereksperimen sendiri dengan seksualitasnya," tambahnya.

Tak hanya itu, Zoya menambahkan bahwa anak juga harus diajarkan fungsi dari organ seksualitas mereka dengan benar. Misalkan vagina dan penis fungsinya untuk buang air kecil maka harus dijaga kebersihannya.

-
ilustrasi/Notthingham Post

"Sebaiknya orang tua bisa menjelaskan semua itu dengan santai sehingga anak mendapatkan pelajaran soal seksual pertama kali dari orang tua, bukan dari lingkungan, baru dari situ orang tua bisa memasukkan nilai-nilai agama dan budaya," ucapnya.

Sementara itu, seorang psikolog anak dan keluarga Roslina Verauli, M.Psi, Psi dari Rumah Sakit Pondok Indah mengatakan, anak juga hendaknya diberi keleluasaan untuk memahami dan menghayati seksualitasnya.

"Ketika anak misalnya suka pegang alat kelaminnya di usia 1 atau 2 tahun berikan pemahaman bahwa iya dia punya penis sama dengan papa atau vagina sama dengan mama, lalu berikan contoh model yang tepat bahwa kalau laki-laki menampilkan maskulintas dengan tepat kalau perempuan menampilkan feminitas. Penghayatan gender itu dilakukan dengan cara mengamati, kalau contohnya benar maka penghayatannya tepat," ucap Vera.

-
ilustrasi/HuffPostUK

Penyimpangan seksual sendiri dalam dunia medis disebut paraphilia, yaitu kondisi di mana kepuasaan seksual didapat dengan melibatkan objek seksual yang tidak biasa.

"Penyimpangan seksual punya objek seksualitas yang tidak normal dibanding kebanyakan orang. Normalnya orang memiliki objek seksualitas lawan jenis yang memang secara umum mendatangkan hasrat seksual, nah pada orang tertentu hal itu bisa menyimpang, bisa saja objek seksualitasnya adalah orang asing di keramaian, bisa anak kecil, bisa pakaian lawan jenis yang bukan milik pasangan," ungkap Vera.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Terkini

X