Studi Sebut Pasien COVID-19 Berisiko Meninggal Setelah 18 Bulan Terinfeksi Virus Corona

- Rabu, 25 Januari 2023 | 06:00 WIB
Ilustrasi tenaga medis dan pasien COVID-19. (FREEPIK/artphotostudio)
Ilustrasi tenaga medis dan pasien COVID-19. (FREEPIK/artphotostudio)

Sebuah penelitian mengatakan bahwa orang yang menderita COVID-19 berisiko meninggal setelah 18 bulan terinfeksi virus corona.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan China tersebut telah menemukan orang-orang yang tertular virus corona berisiko meningkatkan masalah jantung yang mematikan, termasuk gagal jantung, stroke, fibrilasi atrium dan infark miokard.

Menurut ilmuwan orang yang terinfeksi COVID-19 empat kali lebih mungkin terkena penyakit jantung dalam tiga minggu pertama infeksi.

Baca juga: Kembali Meningkat! Kasus COVID-19 Indonesia Hari Ini Bertambah 218, Meninggal 5 Pasien

Hingga 18 bulan setelah tertular COVID-19, risiko kematian 40 persen lebih tinggi daripada mereka yang tidak terinfeksi COVID-19.

-
Ilustrasi virus corona. (FREEPIK/kjpargeter)

Dilansir The Sun, Studi sebelumnya telah menemukan bahwa virus corona meningkatkan risiko pengembangan tromboemboli vena (VTE), yang merupakan kondisi ketika gumpalan darah terbentuk di pembuluh darah.

Studi lain menunjukkan bahwa orang yang pernah menderita COVID-19 juga berisiko terkena miokarditis.

"Pasien dengan COVID-19 harus dipantau setidaknya satu tahun setelah sembuh dari penyakit akut untuk mendiagnosis komplikasi kardiovaskular dari infeksi, yang merupakan bagian dari long COVID-19," kata peneliti pertama Prof Ian CK Wong dari Hong.

Baca juga: Kemenkes Adopsi Strategi Kendali COVID-19 buat Cegah Penyakit Tidak Menular

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Cardiovascular Research, mereka yang mengidap COVID juga 81 kali lebih mungkin meninggal di bulan pertama setelah tertular COVID-19, dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi COVID-19.

Prof Ian menyerukan studi lebih lanjut untuk menyelidiki keefektifan vaksin dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular dan kematian setelah infeksi COVID-19.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X