Sudah Menopause Wanita Masih Bisa Kena Endometriosis? Ini Kata Dokter

- Selasa, 7 Maret 2023 | 06:00 WIB
Ilustrasi endometriosis. (Freepik)
Ilustrasi endometriosis. (Freepik)

Endometriosis merupakan salah satu jenis penyakit yang umumnya terjadi pada wanita usia produktif. Namun, bagaimana risikonya pada wanita yang sudah menopause?

Diungkapkan dr M Luky Satria Syahbana Marwali, SpOG, Subsp.F.E.R dari Rumah Sakit Pondok Indah, endometriosis bisa terjadi pada wanita meski sudah menopause, terutama pada wanita yang mengidap obesitas.

Baca juga: Meski Sudah Lakukan Prosedur Operasi, Endometriosis Tetap Bisa Kambuh Loh!

Hal ini lantaran lemak dapat menghasilkan estrogen yang dapat mengaktivasi jaringan dinding rahim (endometrium) yang ada di dalam rahim.

"Orang menopause juga bisa terkena endometriosis. Jadi estrogen masalahnya, bukan cuma di produksi di ovarium, estrogen ada yang diproduksi di lemak," jelas dr Luky dalam media briefing Rumah Sakit Pondok Indah, Senin (6/3/2023).

-
Sudah menopause bisa terkena endometriosis. (Freepik)

Lebih lanjut dr Luky mengungkapkan, satu-satunya pengobatan pada penderita endometriosis yakni membuat wanita tidak lagi menstruasi. Sebab, penyakit tersebut merupakan jenis penyakit hormonal yang berkaitan dengan siklus menstruasi.

Namun pada kondisi tertentu, orang menopause juga bisa mengidap endometriosis.

"Jadi ada keluhan endometriosis di orang menopause, cuma jarang. Cuma kalau ditanya bisa apa enggak, ya bisa," jelasnya.

Dokter Luky menjelaskan, endometriosis merupakan kondisi di mana terdapat jaringan dinding rahim (endometrium) yang tumbuh diluar rahim dan dapat menimbulkan peradangan dalam waktu lama.

Baca juga: Benarkah Hamil Bisa Memperbaiki Endometriosis? Ini Penjelasan Dokter

Pada endometriosis, peluruhan dinding rahim pada saat haid tidak turun ke jalan lahir tapi masuk ke rongga perut.

"Umumnya pasien endometriosis pengobatannya dengan obat hormonal atau sekedar pereda nyeri tapi ada juga yang operasi. Nah, tapi kalau operasi juga berisiko cadangan telur berkurang atau habis," ucapnya.

"Untuk penanganan utamanya masih konservatif hormonal," bebernya.

Artikel Menarik Lainnya:

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X