Ternyata Kentutmu Bisa Menjelaskan 6 Masalah Kesehatan

- Jumat, 8 Mei 2020 | 12:30 WIB
Ilustrasi kentut. (Freepik/drobotdean)
Ilustrasi kentut. (Freepik/drobotdean)

Saat perut terasa mulas atau kembung, kamu sering kali mengeluarkan kentut yang mungkin aromanya sangat mengganggu. Kentut terjadi karena adanya penumpukan gas dan udara di saluran pencernaan ketika makan, mengunyah, serta menelan.

Kentut memang wajar terjadi. Namun kentut juga bisa menjelaskan kondisi kesehatan seseorang. Hal ini bergantung dari frekuensi, aroma, dan gejala gangguan pencernaan lain yang mungkin muncul.

Melansir Health, Jumat (8/5/2020), inilah enam kondisi kesehatan yang bisa dijelaskan oleh kentut:

1. Terlalu Banyak Makan Serat

-
Brokoli mengandung serat tinggi. (Pexels/Pixabay)

Serat diperlukan tubuh untuk membantu proses pencernaan. Ketika frekuensi kentut bertambah menjadi lebih sering, bisa jadi asupan serat yang diterima tubuh berlebih. Serat berlebih dapat menyebabkan gas, perut kembung, kram, dan sembelit. Kondisi yang sama juga bisa terjadi saat tubuh kekurangan serat. Untuk menetralisirnya cobalah minum lebih banyak air dan konsumsi serat dalam jumlah wajar, 25-29 gram per hari.

2. Minum Minuman Berkarbonasi Berlebih

-
Ilustrasi minuman bersoda. (Pexels/Breakingpic)

Jika kentut menjadi lebih sering pada siang dan malam, bisa jadi penyebabnya karena telalu banyak konsumsi minuman berkarbonasi seperti soda dan bir. Jenis minuman ini memasukkan lebih banyak udara dan gas ke dalam saluran pencernaan. Inilah yang membuat kentut menjadi lebih sering.

3. Konsumsi Makanan Mengandung Sulfur

-
Ilustrasi kacang-kacangan. (Pexels/Marta Branco)

Aroma kentut memang tidak nyaman untuk dihirup. Tapi ada satu waktu mungkin kentut beraroma busuk bahkan sampai bisa membuat orang-orang di dalam satu ruangan pergi. Jika ini yang terjadi, maka bisa jadi penyebabnya adalah mengonsumsi makanan yang mengandung sulfur seperti brokoli dan kubis Brussel. Makanan lain seperti kembang kol, bawang putih, bawang, keju, kacang-kacangan, buah-buahan kering, dan wine juga bisa menyebabkan aroma busuk.

Makanan-makanan tersebut ketika dipecah dalam sistem pencernaan dapat menimbulkan aroma tak enak. Dalam kebanyakan kasus, aroma kentut tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi jika berlanjut, tidak ada salahnya konsultasi ke dokter. Sebab bisa terkait dengan penyakit radang usus atau sindrom iritasi usus.

4. Gangguan Pencernaan

-
Ilustrasi minuman susu. (Pexels/Pixabay)

Kentut yang disertai dengan sakit perut atau ketidaknyamanan setelah makan dapat dikaitkan dengan intoleransi makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan. Contoh, apabila sehabis minum susu atau makan keju terjadi kram, perut kembung, serta frekunensi kentut yang berlebihan dan beraroma busuk, mungkin terjadi intoleransi laktosa dalam proses pencernaan.

5. Menstruasi

-
Ilustrasi sakit perut karena menstruasi. (Healthline)

Saat menstruasi, frekuensi kentut pada perempuan bisa menjadi lebih sering dan biasanya beraroma tidak menyenangkan. Saat menstruasi, hormon estrogen meningkat sehingga rahim memproduksi bahan kimia mirip hormon yang disebut prostaglandin untuk membantu melepaskan lapisan rahim. Jika prostaglandin terlalu banyak diproduksi, maka hormon tersebut dapat membuat organ lain berkontraksi termasuk usus.

6. Stres

-
Ilustrasi stres. (Pexels/Fotobia Yuri Arcurs)

Ketika kentut dan buang air menjadi lebih sering, itu bisa jadi tanda sedang stres. Stres yang berlebihan bisa memengaruhi frekuensi kentut. Sebab ketika stres orang cenderung mungkin beralih ke makanan yang biasanya tidak dikonsumsi seperti camilan olahan dan es krim di malam hari. Makanan ini dapat memengaruhi pencernaan.

Stres juga dapat membuat seseorang menelan lebih banyak udara tanpa sengaja. Kecemasan membuat angka pada sistem pencernaan berubah dan berdampak pada frekuensi buang air besar.

Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

10 Dampak Negatif Polusi Udara Terhadap Kesehatan

Selasa, 26 Maret 2024 | 06:20 WIB
X