Peneliti Inggris Sebut Virus Corona Bisa Memicu Kerusakan Otak

- Kamis, 23 Juli 2020 | 20:58 WIB
Ilustrasi peneliti tengah melakukan riset vaksin virus corona. (Freepik/pressfoto)
Ilustrasi peneliti tengah melakukan riset vaksin virus corona. (Freepik/pressfoto)

Pada awal munculnya Covid-19, penyakit ini dikatakan menyerang saluran pernapasan. Namun seiring berjalannya waktu, virus corona baru atau SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit ini dapat menyerang bagian tubuh lainnya. Maka tak heran bila gejala penyakit ini semakin banyak.

Salah satu bagian tubuh yang turut diserang virus ini adalah sistem saraf yang terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf. Ahli saraf di Amerika Serikat, Dr William C Davison mengatakan, Covid-19 telah dikaitkan dengan beberapa gejala neurologis. Contohnya sakit kepala, pusing, mialgia, kebingungan, perubahan indra perasa dan bau, kelemahan, stroke, serta kejang.

Bahkan ada penelitian yang mengatakan, Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan otak lebih lanjut melalui peradangan otak dan kerusakan saraf. Penelitian terbaru dari para peneliti di University College London (UCL), Inggris menemukan ada lima kategori penyakit neurologis dan neuropsikiatri yang muncul pada pasien Covid-19.

Lima penyakit itu adalah ensefalopati (kerusakan atau penyakit yang mempengaruhi otak), sindrom peradangan sistem saraf pusat (SSP) seperti ensefalitis atau ensefalomeyelitis diseminata akut (ADEM), stroke iskemik, gangguan neurologis perifer seperti Guillain-Barré sindrom, serta gangguan yang tidak sesuai dengan kategori tertentu. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Brain.

Melansir Health, Kamis (23/7/2020), fakta Covid-19 dapat menyebablan kerusakan otak ditemukan setelah peneliti menganalisis data dari 43 pasien dengan rentang usia 16-85 tahun yang dikonfirmasi atau dicurigai terkena Covid-19. Beberapa pasien memiliki kasus penyakit ringan, sementara yang lain memiliki gejala lebih parah.

Adanya kasus komplikasi neurologis parah akibat Covid-19 tentu membuat dokter semakin kesulitan untuk merawat pasien. Terlebih pasien yang tidak menunjukkan gejala pernapasan parah seperti kesulitan bernapas mungkin tidak diuji untuk komplikasi neurologis. Hal tersebut dapat membuat kondisi pasien semakin gawat.

"Beberapa pasien kondisinya berubah dari tanpa gejala dan hasil normal ke kegagalan organ multipel dan bahkan kematian," kata Dr Davison.

Kendati demikian, dibutuhkan penelitian lebih lanjut terkait pengaruh Covid-19 terhadap kerusakan otak. Namun paling tidak, dengan adanya hasil penelitian ini, maka kewaspadaan terhadap dampak Covid-19 perlu ditingkatkan.


Artikel Menarik Lainnya:

Editor: Fahmy Fotaleno

Tags

Terkini

Hindari 4 Makanan ini Saat Kamu Anemia!

Selasa, 23 April 2024 | 16:00 WIB
X