Pandemi Covid-19 tidak hanya memengaruhi kondisi kesehatan seseorang secara umum, namun juga berdampak pada kualitas kehidupan seksual pria. Terlebih di masa pandemi, seseorang cenderung merasa stres, depresi, dan kurang olahraga sehingga membuat risiko disfungsi ereksi meningkat.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi pada penis untuk memperoleh hubungan seks yang memuaskan. Di Indonesia, penelitian menunjukkan bahwa 35,6 persen pria di Indonesia mengalami disfungsi ereksi.
Dokter spesialis urologi, dr. Dyandra Parikesit mengatakan sampai saat ini penelitian yang mengungkap pengaruh pandemi terhadap disfungsi ereksi masih terbatas.
"Kalau dilihat dari (berita) multinasional kesannya sih ada hubungannya pandemi Covid-19 dengan tingkat kejadian atau keluhan disfungsi ereksi. Tapi apakah benar hanya (karena) stres aja, yang kita tahu stres sebelum pandemi juga bisa menyebabkan disfungsi ereksi, atau memang karena virusnya ini sendiri, kita belum tahu," kata dr. Dyandra dalam webinar, Kamis (8/4/2021).
Ia juga menjelaskan meski penelitian tentang hubungan Covid-19 dengan disfungsi ereksi belum lengkap, namun Covid-19 dapat menyebabkan inflamasi yang merupakan salah satu penyebab disfungsi ereksi.
BACA JUGA: 35,6% Pria di Indonesia Alami Disfungsi Ereksi, Ini Penyebabnya
"Covid-19 menyebabkan inflamasi, dan dari penelitian sebelumnya kita tahu inflamasi bisa menyebabkan disfungsi ereksi. Tapi apakah inflamasi dari Covid-19 itu yang menyebabkan disfungsi ereksi kita belum tahu," lanjutnya.
Inflamasi atau peradangan sendiri merupakan kondisi yang dialami oleh pria yang terkena Covid-19 atau baru sembuh dari Covid-19. Inflamasi ini disebut bisa menyebabkan hilangnya fungsi endotel yang dapat memicu kakunya pembuluh darah sehingga terjadi penurunan aliran darah yang kemudian menyebabkan sulit ereksi.
