Maternal Filicide dalam Kasus Kanti Utami, Sering Terjadi pada Ibu Miskin dan Korban KDRT

- Rabu, 23 Maret 2022 | 13:38 WIB
Kanti Utami, ibu yang diduga menggorok 3 anaknya di Brebes. (Facebook Kanti Utami Mua)
Kanti Utami, ibu yang diduga menggorok 3 anaknya di Brebes. (Facebook Kanti Utami Mua)

Seorang ibu bernama Kanti Utami (35 tahun) di Brebes, Jawa Tengah, menjadi perbincangan khalayak dalam tiga hari terakhir karena menggorok tiga anaknya sendiri pada Minggu (20/3/2022).

Satu dari tiga anak tersebut meninggal dunia, sementara dua lainnya menjalani perawatan di rumah sakit.

Menurut Psikolog Irna Minauli, kasus tersebut dapat dikategorikan sebagai maternal filicide. Maternal filicide terjadi akibat konstelasi dari berbagai faktor seperti gangguan mental, masalah dalam hubungan, dan kekerasan dalam keluarga. 

"Pada kasus dimana ibu menjadi pelaku, umumnya mereka adalah korban dari kekerasan sebelumnya, terutama ketika mereka masih kanak-kanak," kata Irna saat dihubungi Indozone, Selasa malam (22/3/2022).

Dari sejumlah kasus maternal filicide, kebanyakan pelaku mengalami episode psikotik atau gangguan depresi yang parah. Pada kebanyakan kasus disebabkan oleh postpartum depression (depresi pascamelahirkan) yang tidak tertangani dengan baik. 

"Masalah perubahan hormonal dan biologis yang terjadi pada awal paskamelahirkan sering disertai dengan kecemasan sehingga berpengaruh pada cara berpikir mereka," lanjut Irna.

Sering Terjadi pada Ibu Miskin dan Terisolasi

-
Kanti Utami, ibu yang diduga menggorok 3 anaknya di Brebes. (Facebook Kanti Utami Mua)

Irna memaparkan, jika ditinjau dari faktor demografi dari maternal filicide, kasus seperti ini umumnya dilakukan oleh ibu yang miskin, secara sosial terisolasi, ibu rumah tangga penuh, mereka yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga atau yang mengalami kekerasan pada masa kanak-kanaknya. 

Beragam stressors seperti faktor ekonomi, sosial, sejarah kekerasan, dan masalah dengan pasangannya serta kesulitan dalam mengasuh anak sering menjadi pencetus terjadinya pembunuhan.

"Anak yang cengeng dan sering menangis atau anak berkebutuhan khusus terkadang menjadi pencetus. Ibu yang diabaikan oleh suami atau orang tuanya ketika masa kanak-kanak sering mengalami kerentanan mengalami gangguan seperti psikosis, depresi atau upaya bunuh diri," terang Irna.

Adapun kasus terbanyak adalah adanya depresi pascamelahirkan (postpartumdepression). Pada ibu yang mengalami psikotik (seperti skizofrenia) ketika melakukan pembunuhan seringkali tanpa perencanaan, sedangkan ibu yang mengalami depresi sering melamun beberapa hari atau beberapa minggu sebelum kejadian.

5 Motif Maternal Filicide

-
Kanti Utami, ibu yang diduga menggorok 3 anaknya di Brebes. (Facebook Kanti Utami Mua)

Menurut J.H. Resnick, yang menganalisis literatur psikiatrik dari maternal filicide, secara umum ada lima motif utama mengapa seorang ibu membunuh anaknya.

1. Altruistic filicide

Motif pertama adalah altruistic filicide, dimana seorang ibu membunuh anaknya karena cinta. Sang ibu percaya bahwa kematian akan menjadi hal terbaik bagi anak-anaknya. 

"Misalnya, seorang ibu yang mau bunuh diri tidak menginginkan meninggalkan anaknya tanpa ibu dalam menghadapi dunia yang kejam ini; atau pada ibu yang mengalami psikotik mereka percaya bahwa apa yang dilakukannya guna menyelamatkan anaknya dari nasib yang lebih buruk dari kematian," kata Irna.

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X