Dokter spesialis penyakit dalam dari Universitas Indonesia dr. Rudy Kurniawan, Sp.PD, bagikan tips agar tak terjadi long COVID-19 usai dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Long Covid-19 sendiri adalah kondisi saat seseorang masih merasakan gejala meski sudah dinyatakan positif COVID-19, diantaranya gangguan pernafasan dan gangguan penciuman atau anosmia.
"Masalah pernafasan misalnya masih sesak, merasa capek saat jalan jauh atau naik tangga, itu masih mungkin. Gangguan penciuman, misalnya anosmia berhari-hari atau berminggu-minggu, bahkan ada laporan sampai 6 bulan," kata dr. Rudy, Kamis (26/8), dikutip dari Antara.
Dia menambahkan, penanganan long COVID-19 tidak sama bagi setiap individu dan gejalanya. Itu tergantung pada kondisi masing-masing individu dan komorbid yang menyertainya. Bagi yang mengalami gejala masalah pernapasan, latihan yang bisa dilakukan adalah dengan latihan pernafasan secara terstruktur. Hal ini dapat mengurangi gejala hingga 50 persen.
Jika saat terkena COVID-19 seseorang mengalami gejala ringan dan tidak ada komorbid, maka setelah dua minggu dia dianggap sembuh meski PCR masih menunjukkan hasil positif. Hasil PCR positif tersebut hanya menunjukkan bangkai-bangkai virus yang masih tersisa.
"Jika gejalanya berat dengan berbagai komorbid, tentu lebih lama. Ada yang infeksinya terus berlangsung hingga dua bulan. Bahkan setelah infeksi selesai akan timbul long COVID-19," katanya.
Namun secara umum, dr. Rudy mengatakan bahwa individu harus memastikan bahwa dirinya telah menjalani aktivitas yang sehat.
"Artinya, olahraganya harus optimal. Kemudian makanan juga sehat dengan membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak, serta memperhatikan porsi makan," kata dr Rudy.
Porsi makan yang dianjurkan adalah setengah porsi sayur dan buah, seperempat porsi karbohidrat, dan seperempat porsi protein dan lemak.
"Tentu akan lebih baik jika lemaknya adalah lemak tidak jenuh," pungkasnya.