Marak penjualan obat pelangsing atau obat diet yang mengklaim berat badan bisa turun puluhan kilogram dalam waktu singkat. Hal ini tentu menjadi salah satu perhatian besar Badan Pengawas Obat dan Makan (BPOM) RI.
Pihak BPOM RI menegaskan agar masyarakat tidak terlena dengan penggunaan obat diet tanpa resep dokter. Sebab, bisa memicu terjadinya penyakit yang sebelumnya tidak pernah diderita.
Baca juga: Kisah Paul Karason, Pria yang Dijuluki ‘Papa Smurf’ karena Kulitnya Biru akibat Obat Diet
"Penggunaan obat penurun berat badan tidak dianjurkan untuk semua orang. Penggunaan obat penurun berat badan hanya boleh dilakukan berdasarkan rekomendasi medis atau resep dokter yang disertai pemantauan ketat oleh dokter dan ahli gizi yang berpengalaman," ujar BPOM RI dalam keterangan resmi, Minggu (29/1/2023).
Obat penurun berat badan atau obat diet yang mengandung zat aktif tertentu mengandung Orlistat yakni penghambat kerja enzim pemecah lemak (lipase) dan mengurangi penyerapan asupan lemak ke dalam tubuh.
Kemudian zat aktif amfepramone hydrochloride yang termasuk dalam kelompok obat psikotropik, bekerja mengurangi nafsu makan sehingga penggunaannya harus dibatasi.
Baca juga: Ini Kata Ahli Gizi Soal Obat Diet, Bisa Sebabkan Ganggu Saluran Cerna
"Penyalahgunaan obat dan tanpa resep dokter dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan seperti radang pankreas dan penurunan kadar gula darah," imbuh BPOM RI.
Risiko kesehatan lain juga mengintai. Berikut sejumlah efek samping mengonsumsi obat diet tanpa resep dokter:
- Kecanduan
- Kecemasan
- Sakit kepala parah
- Stroke
- Masalah jantung, paru-paru, dan ginjal
- Kematian
