Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Mohammad AdibKhumadi, mengungkapkan pihaknya masih berfokus pada pemerataan pelayanan akses yang terputus untuk penanganan korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.
Baca juga: Untuk Korban Gempa Cianjur, Akpol 1996 Sebar 2 Ribu Voucher Belanja Senilai Rp100 Ribu
Dalam keterangan IDI yang diterima Indozone, Jumat (25/11/2022), disebutkan bahwa para relawan kesehatan menghadapi beberapa tantangan dalam penanganan korban antara lain:
- Beberapa pasien mengalami luka terbuka dan patah tulang namun menolak berobat.
- Banyak pasien tidak mau dirujuk karena khawatir dirujuk ke luar Cianjur.
- Lokasi listrik dan penerangan belum merata.
- Kesulitan air bersih.
- Lokasi MCK (mandi, cuci, kakus) belum sesuai standar.
- Kekurangan alas kaki untuk pengungsi.
- Kebutuhan sembako.
- Alas tenda dan terpal tidak memadai, banyak yang tergenang air.
- Kekurangan selimut.
IDI juga membeberkan beberapa penyakit yang banyak diderita para korban gempa bumi, antara lain ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), fraktur (patah tulang), luka robek, alergi, myalgia, dyspepsia/gartritis, Asma, diare, diabetes (karena tidak terkontrol dan sulit mendapatkan pelayanan), dan scabies (kudis).
Baca juga: 10 Penyakit yang Menyerang Korban Gempa Cianjur, Mulai dari ISPA hingga Diare
"Sementara untuk anak-anak, banyak kasus anak mengalami broncho pneumonia, ispa, selain trauma seperti patah tulang, kaki, cedera kepala atau tubuh," tulis keterangan IDI.