Angka kasus virus corona meningkat setiap saat. Hari ini, Senin (6/7/2020), tercatat 11.451.030 orang terpapar Covid-19 di seluruh dunia, dengan 534.319 jiwa meninggal dunia.
Berbagai penelitian dilakukan untuk membuka tabir virus corona baru. Salah satunya, mengenai kabar virus corona menyebar lewat udara, dan terhisap oleh manusia.
Total 239 orang ahli berpendapat demikian. Salah satunya, Lidia Morawska, pemimpin peneliti ilmiah dan konsultan World Health Organization (WHO), menyebutkan Covid-19 menyebar dari transmisi udara dari virus, terutama di ruang tertutup berventilasi buruk dan penuh sesak.
Hal serupa juga diungkapkan Mary-Louise McLaws. Dia menyebutkan virus corona bisa menyebar lewat udara.
"Saya merasa frustrasi tentang masalah aliran udara dan ukuran partikel, tentu saja," kata Mary-Louise McLaws, anggota Komite dan epidemiologi di University of New South Wales di Sydney, diwartakan Times of India.
Kondisi Parah
Konsep penyebaran virus corona dianggap mirip dengan batuk. Jadi, menyebar lewat udara, Itu alasannya, mencegah Covid-19 dengan rajin mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak.
"Kami sudah tahu sejak 1946 bahwa batuk dan berbicara menghasilkan aerosol," kata Linsey Marr, seorang ahli ahli virus dari Virginia Tech.
Kondisi penyebaran virus corona bertambah parah apabila kondisi ruangan dan udara lembab. Hal itu membuat Covid-19 dianggap bisa bertahan hidup lebih lama.
"Nilai tukar udara biasanya jauh lebih rendah, sehingga virus dapat menumpuk di udara dan menimbulkan risiko yang lebih besar," tambahnya.
Peneliti sepakat virus corona tampaknya paling menular ketika orang berada dalam kontak berkepanjangan di jarak dekat, terutama di dalam ruangan.
