Beberapa waktu lalu, Pemerintah China telah memberlakukan aturan baru yang berkaitan dengan akses game online. Aturan tersebut berlaku pada anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun untuk mengatur waktu bermain game online yang maksimal hanya 3 jam dalam 1 minggu.
Pembatasan tersebut tak hanya sampai di situ saja, salah satu developer game China dikabarkan merana akibat aturan tersebut lantaran pemerintah juga memperluas cakupannya. Cakupan dari aturan tersebut akan diperluas kedalam ranah baru, yaitu pemberian izin rilis game online baru.
Menurut laporan South China Morning, izin perilisan game online akan makin diperketat oleh Pemerintah China. Pengetatan izin rilis game online baru tersebut akan berlaku untuk semua jenis game online, baik yang berasal dari developer game lokal maupun asing.
Baca Juga: Capcom Tunda Perilisan PRAGMATA ke Tahun 2023, Tapi Gamers Salfok ke Video Pengumumannya
Atas keputusan pemerintah ini, perilisan game-game online di China, terutama yang terbaru dipastikan akan terlambat.
Tencent Holidng Ltd. menjadi salah satu contoh developer game lokal China yang mengalami kerugian keuangan cukup signifikan.
Perusahaan pengembang game populer ini mengalami kerugian hingga mencapai angka USD 60 Miliar (setara hampir Rp. 855 Triliun) karena perluasan cakupan aturan itu.
Diketahui Pemerintah China memang sedang menggalakkan aturan pengaksesan game online bagi anak-anak dan remajanya. Hal ini lantaran pemerintah menilai kecanduan akan game online menyebabkan dampak buruk kepada kemajuan generasi mereka.
Sehingga, anak-anak dan remaja tersebut hanya boleh bermain game setiap akhir pekan saja, yaitu hari Jumat, Sabtu, Minggu dan hari libur nasional. Selain itu, aturan tersebut juga melarang mereka bermain di jam yang sudah ditentukan, yaitu pukul 20.00 hingga 21.00 waktu setempat.
