Pengembang game, Riot Games minta 'cerai' dengan FTX usai bos perusahaan kripto itu bangkrut dan ditahan polisi. Padahal kerja sama Riot Games dan FTX masih seumur jagung.
Pada Agustus 2021 lalu, Riot Games menandatangani kesepakatan sponsor senilai puluhan juta dolar dengan FTX. Rencananya, FTX akan jadi investor untuk turnamen League of Legends, League Championship Series (LCS).
Dalam dokumen kesepakatan, kerja sama keduanya berjalan selama tujuh tahun, yakni hingga 2028. Crypto Researcher & Critic, Molly White menyebutkan kerja sama keduanya bernilai 96 juta dolar AS atau sekitar Rp1,4 triliun.
Baca Juga: Raja Kripto yang Jatuh Miskin Ditangkap Polisi Bahama
Sayangnya, kerja sama kedua perusahaan itu tak berjalan mulus. CEO FTX, Sam Bankman-Fried bangkrut dan ditangkap kepolisian Bahama pada 13 Desember kemarin.
Bankman dituduh secara ilegal melakukan penyelewengan dana pelanggan FTX, yang menyebabkan kerugian miliaran dolar.
Sebelum ditangkap, Bankman selama beberapa bulan melakukan tur media untuk pembelaan. Bankman mengatakan ia tak sengaja menyesatkan para investor.
Baca Juga: Raja Kripto yang Bangkrut Buka Suara: Aku Tak Pernah Melakukan Penipuan
Terkait kasus yang menjerat Bankman, Riot Games langsung mengajukan Mosi untuk mengakhiri kerja sama dengan FTX.
"Tidak ada cara bagi FTX untuk menyembuhkan kerusakan reputasi yang dialami Riot, akibat dari reputasi publik yang buruk dari bencana sebelum pengajuan kebangkrutan FTX. FTX tidak dapat memutar balik waktu dan membatalkan kerusakan yang ditimbulkan pada Riot setelah keruntuhannya," kata Riot Games.
Riot Games just filed a motion in the FTX bankruptcy case to end their deal, pertaining to the League of Legends Championship series.
— Molly White (@molly0xFFF) December 17, 2022
FTX still owes $6.25M (about half the payment) for 2022, and will owe $12.875M for 2023. Per the agreement, the payments escalate through 2028.