Kisah Pecandu Dance Dance Revolution yang Bunuh Ibu dan Bantai 20 Bocah SD

- Kamis, 9 Februari 2023 | 17:15 WIB
Ilustrasi penembakan massal yang dilakukan seorang gamer pecandu Dance Dance Revolution yang membantai 20 bocah SD dan membunuh ibunya sendiri. (Freepik@jcomp).
Ilustrasi penembakan massal yang dilakukan seorang gamer pecandu Dance Dance Revolution yang membantai 20 bocah SD dan membunuh ibunya sendiri. (Freepik@jcomp).

Penembakan massal di Sekolah Dasar (SD) Sandy Hook di Newtown, Connecticut, menjadi salah satu tragedi mematikan yang tak terlupakan dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Ada total 20 anak dan 6 staf di sekolah itu yang tewas di tembak.

Peristiwa yang dikenal sebagai tragedi Sandy Hook ini terjadi pada 14 Desember 2012. Pelakunya adalah Adam Lanza, pemuda 20 tahun yang beraksi bak Rambo: membawa senapan laras panjang dan dua pistol semi-otomatis, serta 301 peluru.

Pukul 09.30 hari itu, Adam Lanza yang telah memantau sekolah dan menyiapkan aksi sehari sebelumnya, menembak kaca jendela salah satu kelas. Kepala sekolah dan guru konseling yang kaget karena ada keributan, mendatangi sumber suara yang berakhir tewas ditembak.

Meninggalkan mayat keduanya, Adam Lanza masuk ke ruang kelas dua dan membunuh 2 orang guru. Sebanyak 15 anak usia 6-7 tahun yang menyaksikan hal itu langsung berteriak heboh dan berlarian di dalam kelas. Tak perlu waktu lama, Adam Lanza memberondongkan peluru yang membuat mereka tak lagi bisa bersuara.

Baca Juga: Dikira Petasan, Pria Pakai Senapan Panjang Semi-otomatis Tembak 10 Orang di Perayaan Imlek

Situasi saat itu sudah tak karuan, karena orang-orang di sekolah sudah mengetahui aksi gila itu. Namun Adam Lanza masih meneruskan aksinya dengan menghabisi dua guru dan lima siswa di kelas lain.

Membunuh Ibu

Tak lama kemudian, polisi datang. Namun Adam Lanza tetap tenang. Dia menghabisi nyawanya sendiri sekitar pukul 09.40.

Setelah diselidiki, Adam Lanza ternyata telah lebih dulu menembak mati ibunya sendiri. Hal itu dia lakukan sebelum berangkat ke SD Sandy Hook dan membantai puluhan bocah di sekolah tersebut.

-
Call of Duty menjadi salah satu game yang dimainkan Adam Lanza, gamer yang membunuh ibu dan membantai 20 siswa SD. (Call of Duty Official Website)

Adam Lanza juga diketahui melakukan aksinya menggunakan senjata milik ibunya. Sang ibunya juga yang mengajari Adam Lanza menggunakan senjata api saat masih kecil.

Hanya saja, karena keduanya telah meninggal, tak diketahui motif pasti Adam Lanza melakukan aksi keji tersebut. Namun polisi menemukan fakta bahwa Lanza pernah datang ke Sandy Hook saat masih kecil, hingga akhirnya merencanakan pembantaian tersebut.

Baca Juga: Kisah Daniel Petric, Remaja 16 Tahun yang Tembak Mati Ibunya karena Kecanduan Game

Gamer Pecandu Dance Dance Revolution

Selain fakta tersebut, polisi menemukan bahwa Adam Lanza memang tertarik dengan hal yang berkaitan dengan pembantaian. Ini karena polisi menemukan buka tentang penembakan di Sekolah Amish pada 2006. Ada pula kliping dan catatan tentang penembakan massal selama bertahun-tahun, termasuk yang terjadi pada 1891.

Polisi berupaya menyelidiki sakit mental yang mungkin diderita Adam Lanza, selain sindrom Asperger yang memang diidapnya. Ada pula kecurigaan pembantaian yang dia lakukan dipengaruhi oleh game bertema kekerasan yang kerap dia mainkan.

-
Adam Lanza kecanduan game Dance Dance Revolution dengan memainkannya selama 4-10 jam di hari Jumat hingga Minggu. (Konami Official Website)

Dari pemeriksaan di TKP, polisi menemukan Adam Lanza memainkan sebanyak 43 judul game. Ada left for Dead, Metal Gear Solid, Dead Rising, Battlefield, Call of Duty, Grand Theft Auto, World of Warcraft, hingga Halo 3. Namun satu yang menarik perhatian adalah game PC berjudul 'School Shooter'.

Halaman:

Editor: Gema Trisna Yudha

Tags

Rekomendasi

Terkini

Streamer Terkenal Ninja Umumkan Idap Kanker Kulit

Kamis, 28 Maret 2024 | 10:36 WIB
X