The Most Engaging Media For Millennials and GEN Z

Gerindra Katakan Bahwa Satu Pertemuan Jokowi-Prabowo Tidak Cukup
photo/ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Forum

Gerindra Katakan Bahwa Satu Pertemuan Jokowi-Prabowo Tidak Cukup

Rabu, 17 Juli 2019 21:29 WIB 17 Juli 2019, 21:29 WIB

INDOZONE.ID - Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade menilai satu pertemuan seremonial Presiden terpilih Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tidak cukup. 

Untuk itu jugalah pihaknya merencanakan pertemuan lanjutan kedua tokoh itu.

"Satu pertemuan seremonial tidak cukup menurunkan tensi polarisasi, harus ada pertemuan lanjutan dan jadi patokan bagi pendukung," kata Andre di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Selain itu, Andre mengatakan bahwa pertemuan Jokowi-Prabowo pada Sabtu (13/7), menyepakati adanya pertemuan lanjutan kedua dan ketiga.

Ia mengungkapkan bahwa dengan bertemu rutin 2-3 kali itu, sebelum pelantikan Presiden terpilih, diharapkan bisa meredam polarisasi di akar rumput.

"Memang akan ada pertemuan lanjutan, apakah di Hambalang atau dimana, saya belum tahu. Namun kopi Hambalang memang legendaris, saya merekomendasikan itu," ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pertemuan lanjutan itu akan membahas seperti misalnya Jokowi bertanya kepada Prabowo apa masukannya, dan akan disampaikan program Indonesia maju, Indonesia bangkit untuk menuju Indonesia adil dan makmur.

"Kalau Jokowi bisa mengadopsi mengambil, dan memasukkan program kami adalah bagus. Prabowo menyampaikan di kampanyenya bahwa dalam 100 hari akan turunkan harga listrik, harga daging sehingga kalau diadopsi Jokowi, menjadi hal baik," ujarnya.

Andre juga mengatakan, mengadopsi visi-misi dan program, tidak mengharuskan Gerindra masuk dalam kabinet tapi bisa dengan bertemu dan berdiskusi mengenai ide-ide yang baik.

Dia juga mengaku sangat miris saat masih ada pihak yang memfitnah Prabowo dan Gerindra bahwa pertemuan Jokowi-Prabowo dilakukan karena ada iming-iming jabatan.

"Saya tegaskan bahwa di 2009-2014 Prabowo ditawari SBY masuk kabinet namun tidak kami terima, 2014-2019 ditawari Jokowi masuk kabinet namun tidak kami ambil," ujarnya.

TAG
Indozone
Zal
Zal
Writer
Zal
Reporter
JOIN US
JOIN US