Mie Instan, Keripik dan Kopi Indonesia Jadi Incaran Warga Amerika

- Kamis, 4 Juli 2019 | 10:51 WIB
Petani memanen kopi arabika di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019).(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Petani memanen kopi arabika di Desa Mekarmanik, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (20/6/2019).(ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)

Tiga produk atau komoditas makanan dan minuman (mamin) Indonesia mencuri perhatian warga Amerika Serikat. Ketiga komoditas itu adalah mie instan pedas dari PT ABC President Indonesia, keripik ubi ungu dari Jans Enterprises Corp, dan kopi specialty dari Javanese Coffee. 

Makanan tersebut, menjadi perhatian warga Amerika yang berkunjung di pameran makanan dan minumunan terbesar Summer Fancy Food Show (SFFS) yang berlangsung pada 23– 25 Juni 2019 di Javits Convention Center, New York, Amerika Serikat (AS).

Kementerian Perdangan mengklaim, curi perhatian tiga produk tersebut karena mie instan produk, keripik ubi ungu dan kopi specialty asal Jawa Barat produk javanese coffee, memiliki cita rasa khas. Tiga komoditas diperkirakan membukukan transaksi potensial hingga 2,93 juta dolar Amerika Serikat. 

“Pasar specialty food di AS masih sangat menjanjikan untuk produk mamin premium Indonesia. Pasar mamin specialty AS yang hampir sebesar USD 150 miliar merupakan peluang besar bagi produk Indonesia,”  ujar Atase Perdagangan Washington DC Reza Pahlevi. 

Specialty food merupakan produk mamin khas dengan nilai premium, diproduksi menggunakan bahan baku berkualitas seperti produk organik, artisan, bebas gluten, dan bebas rekayasa genetik.

Riset SFA tahun 2019 menunjukkan nilai penjualan ritel pasar specialty food di AS tahun 2018 mencapai USD 148,7 miliar dengan tingkat pertumbuhan signifikan sebesar 9,8 persen. 

Nilai penjualan ritel urutan pertama ditempati oleh keju dengan nilai pangsa USD 4,1 miliar, disusul oleh daging hewan beku (termasuk seafood) dengan nilai pangsa USD 3,9 miliar, dan makanan kudapan ringan (keripik dan camilan).

Produk nabati pengganti daging dan susu (plant-based alternative products) menempati tingkat pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 24 persen. Tingginya tingkat pertumbuhan produk nabati pengganti daging dan susu sejalan dengan semakin besarnya minat konsumen akan produk vegan.

Ia mengatakan, permintaan akan produk mamin specialty terus meningkat, bahkan dengan harga premium. Hal itu dikarenakan kesadaran konsumen AS akan produk yang sehat semakin tumbuh dengan mengedepankan pelestarian lingkungan (sustainability), kisah di balik suatu produk (food story), dan pemberdayaan masyarakat. 

“Meskipun kebutuhan biaya untuk memproduksi produk mamin specialty relatif lebih tinggi dibandingkan produk mamin secara umum, tetapi konsumen AS bersedia untuk membeli dengan harga premium," katanya. 
 

Editor: Administrator

Rekomendasi

Terkini

Resep Tape Ketan Manis Anti Gagal

Kamis, 18 April 2024 | 08:15 WIB
X