Perkedel Warisan Belanda, Benarkah?

- Jumat, 26 Juli 2019 | 13:36 WIB
Instagram/olahanmasakanrumah
Instagram/olahanmasakanrumah

Perkedel adalah kata serapan yang diambil dari bahasa Belanda Frikadel. Mungkin dulu saat orang Belanda mengatakan Frikadel, lidah orang Indonesia agak keseleo saat menirukannya. Alhasil, kita sekarang menyebut makanan ini dengan nama perkedel.

Perkedel sebetulnya merupakan hidangan yang populer di Jerman, di mana makanan ini dikenal dengan nama Frikadellen, Buletten, Fleischkuechle atau Fleischpflanzerl. 

Bukan hanya itu, Makanan ini juga menjadi salah satu kuliner khas di beberapa negara-negara Eropa, seperti Denmark, Kepulauan Faroe, Norwegia, Polandia, Rusia, Estonia, Ukraina, Belanda, dan Lithuania. Sementara di Afrika Selatan, perkedel telah menjadi bagian dari warisan kuliner bangsa Afrika lho.

Perkedel terbuat dari campuran daging dan kentang. Tak jarang, bahan utama untuk membuat perkedel, seperti kentang, diganti dengan umbi-umbian, misalnya singkong atau ubi jalar. Namun, ada pula yang memakai tahu atau jagung sebagai pengganti kentang. 

Sementara itu, Frikadellen secara tradisional terbuat dari daging sapi atau daging babi cincang atau campuran dari keduanya, yang kemudian diberi bumbu dari bawang, telur, susu (atau air), remah-remah roti (atau oatmeal atau tepung), garam, dan merica. Intinya, perkedel versi Eropa menggunakan 100 persen daging, sedangkan perkedel versi Indonesia menggunakan campuran kentang dan daging (dengan perbandingan 1:1). 

Namun, terlepas dari itu semua, perkedel bukanlah makanan yang benar-benar asli budaya kuliner Indonesia.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

Mengenal Kandungan Sup Tahu, Rendah Kolesterol!

Selasa, 7 Mei 2024 | 14:40 WIB
X