Seperti di Indonesia, orang Turki juga minum sirup saat berbuka puasa. Namanya sherbet. Bedanya, sherbet diminum tanpa menambahkan air lagi, rasanya enggak semanis sirup dan punya banyak manfaat untuk kesehatan.
Sherbet terbuat dari ekstrak bunga-bungaan, buah-buahan dan rempah-rempah seperti bunga mawar, lili, lotus, kembang sepatu, lavender, stroberi liar, cranberry, delima, kapulaga, kayu manis dan daun mint. Semuanya kemudian dicampur gula dan air.
Terpopuler adalah sherbet asam yang dijuluki ‘sherbet Sultan Ottoman’. Minuman ini aman dikonsumsi balita, wanita hamil dan menyusui.
Minuman tradisional ini sudah dikonsumsi lebih dari 600 tahun silam. Di masa Kekaisaran Turki Utsmani atau Ottoman, sherbet jadi sajian wajib saat berbuka puasa dan acara-acara seremonial. Kala itu, ada lebih dari 300 jenis sherbet yang biasa dibuat di dapur istana. Biasanya sherbet dihidangkan dalam gelas kristal.
Sherbet dulu menjadi minuman penting bagi Sultan-sultan Ottoman dan masyarakat umum. Bukan sekadar penyegar dan penghilang dahaga. Tapi juga menyembuhkan berbagai penyakit, meningkatkan energi, mengatur berat badan dan menurunkan kolesterol. Beberapa ramuan sherbet juga bisa membuat rileks dan jadi asi booster untuk ibu menyusui!
Berabad-abad silam, orang Turki membuat sendiri sherbet. Sekarang minuman antioksidan ini bisa dengan mudah dicari di pasaran, menjelang dan selama Ramadhan. Meskipun variannya enggak sebanyak zaman Ottoman.
Harga per botolnya sekitar Rp10 ribu. Sejumlah restoran dan kafe juga menyediakan sherbet racikan mereka. Ada pula sherbet khusus penderita diabetes, tanpa tambahan gula dan pemanis buatan sama sekali.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.