Kue ini menjadi bagian terpenting dari Festival Bakcang yang diselenggarakan tiap tanggal 5 bulan 5 dalam penanggalan Imlek. Festival itu sendiri merupakan tradisi makan besar bersama keluarga yang disertai dengan mandi di tengah hari.
Sekilas, Ki Cang memang sangat mirip dengan Bakcang. Dua kue ini memiliki nama yang hampir sama dan bentuk yang tak jauh berbeda.
Akan tetapi Ki Cang biasanya disajikan polos tanpa isian.Sementara Bakcang biasanya diisi dengan berbagai macam daging cincang.
Selain itu, KI Cang berwarna kuning bening dengan tekstur kenyal. Berbeda dengan Bakcang yang berwarna putih kecoklatan dengan tekstur padat.
Ki Cang sendiri terbuat dari beras ketan asli yang dicampur air abu. Biasanya beras ketan yang digunakan sudah direndam sehari semalam sebelum diolah menjadi Ki Cang.
Ki Cang juga dibungkus dengan menggunakan daun bambu sehingga memiliki aroma yang sangat harum. Cara membungkusnya juga sama persis dengan Bakcang yaitu dengan melipat daun bambu menjadi berbentuk limas.
Nah, agar kuenya terasa kenyal, beras ketan tidak diisi terlalu padat dan kemudian dililit rapat memakai tali yang terbuat dari batang pisang atau benang kasur. Baru kemudian Ki Cang direbus dalam air mendidih selama kurang lebih 8 jam.
Saat matang, Ki Cang akan berwarna kekuningan transparan. Teksturnya kenyal-kenyal enak dengan sensasi harum wangi daun bambu mirip kue lupis.
Agar Ki Cang makin terasa nikmat biasanya diberi cocolan berupa lelehan gula merah, sirup merah ataupun selai srikaya.
Saat ini Ki Cang semakin sulit ditemukan. Penjual Ki Cang di hari-hari biasa tidak sebanyak penjual Bakcang. Namun kue lezat ini bisa kamu jumpai di pedagang kue di daerah pecinan atau toko kue basah.
Ki Cang yang dijual biasanya diikat setiap 5 buah dengan harga Rp4.000,00 per buah. Bagaimana tertarik mencoba Ki Cang?
