Sebagian besar masyarakat di Nusa Tenggara Timur hidup dengan bercocok tanam. Jenis tanamannya cukup bervariasi seperti singkong, pisang, dan jagung.
Maka tidak heran jika ada beberapa makanan khasnya yang menggunakan bahan dasar dari hasil tanaman tersebut. Salah satu yang cukup populer adalah jagung bose yang menggunakan bahan dasar dari jagung.
Jagung bose umumnya menjadi makanan khas dari Pulau Timor, khususnya suku Timor yang sering menggunakannya sebagai makanan sehari-hari.
Jagung bose bahkan menjadi salah satu makanan tradisional yang masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API AWARD) tahun 2008.
Menurut tradisi, jagung bose hanya dibuat dari jagung putih karena biasanya terasa lebih manis dibanding jagung kuning. Umumnya dikonsumsi saat makan siang dan malam saja.
Baca Juga: Sate Kambing Samijo di Yogyakarta, Sensasi Makan Sambil Healing Pemandangan Alam Desa
Prose peembuatan jagung bose memakan waktu cukup lama. Awalnya, jagung ditumbuk untuk dikeluarkan kulit arinya. Dari hasil tumbukan, diperoleh bagian yang akan diolah menjadi jagung bose, sedangkan ampas atau kotorannya untuk makanan ternak.
Jagung yang sudah ditumbuk biasanya banyak dijual dipasar, bahkan ada yang sudah dicampur dengan kacang-kacangan sehingga tidak perlu susah-susah menumbuk.
Jagung hasil tumbukan kemudian dimasak bersama kacang-kacangan dan sayuran, ada juga yang menggunakan daging.
Untuk memasak, ada yang menggunakan air tetapi ada juga yang menambahkan santan kelapa.
Baca Juga: Kuliner Legendaris Blora: Diawali Jualan Keliling, Soto Kletuk Mbah Gowak Ada Sejak 1957
Makanan ini memiliki tekstur lembut dan gurih karena dimasak hingga kental seperti bubur.
Jagung bose yang telah dimasak kemudian dimakan dengan menggunakan sambal khas NTT yang terkenal pedas yakni Sambal Lu’at.
Sebagai pelengkap ada juga yang menambahkan daging asap 'Se’i' atau lawar ikan sardin. Jagung bose mengandung karbohidrat yang dapat digunakan sebagai pengganti nasi.
