Dalam sebuah hasil penelitian menunjukkan bahwa terlalu berlebihan mengonsumsi kuning telur dan daging olahan seperti sosis dan kornet dapat meningkatkan risiko obesitas pada tubuh.
Mengutip Express, sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Cell Report menemukan adanya hubungan antara bakteri usus dan risiko obesitas. Dalam penelitian itu disebutkan bahwa bakteri usus dapat menghasilkan zat kimia penyebab obesitas.
Adalah cairan trimetilamin oksida (TMAO), zat kimia yang dihasilkan oleh bakteri usus yang selama ini sering dikaitkan dengan serangan jantung dan stroke itu juga berhubungan dengan sistem metabolisme tubuh. Zat tersebut dapat menyebabkan obesitas pada tubuh manusia.
Zat TMAO diperoleh ketika tubuh terlalu banyak mencerna produk-produk hewani, seperti daging merah, daging olahan seperti sosis, kornet, hingga kuning telur dan jeroan.
"Mikrobioma telah terbukti mempengaruhi penyakit kardiovaskular, namun belum ada bukti nyata mengenai bagaimana bakteri usus mempengaruhi obesitas. Temuan ini menjelaskan cara yang mungkin untuk memanipulasi microbiome dengan terapi untuk memerangi obesitas dan epidemi diabetes kita," kata Dr Brown, salah seorang peneliti.
Peneliti menuliskan, bahwa gen FM03 yang dimiliki oleh tubuh dapat mengubah zat TMAO menjadi bentuk aktif yang dapat menghambat proses metabolisme tubuh. Hal ini diketahui setelah para peneliti melakukan penelitiannya pada seekor tikus dengan menonaktifkan gen FMO3.
Dari hasil penelitian itu, tikus yang telah dinonaktifkan gen FMO3-nya, meski diberi asupan dengan tinggi kalor dan lemak, tikus tersebut terhindar dari risiko obesitas.
Peneliti berpendapat, dengan mengubah jalur metabolisme bakteri usus, maka jaringan lemak dapat dirangsang untuk mencegah terjadinya obesitas.
