Seniman Bali tapi Jual Kopi dan Bakdabak! Apa Itu?

- Rabu, 9 Februari 2022 | 11:00 WIB
Bakadabak, camilan goreng renyah dan kenyal (Deni Agustian/IDZ Creators)
Bakadabak, camilan goreng renyah dan kenyal (Deni Agustian/IDZ Creators)

Masa pandemi Covid-19 memaksa banyak orang untuk terus bertahan. Banyak yang terpuruk, namun enggak sedikit yang justru memanfaatkan momen ini untuk bangkit dan mencari celah. Seperti Rino Ega Vebrian, pemuda asal Sumenep, Jawa Timur ini sukses mencari perhatian kaum milenial Sumenep, berkat terobosannya di masa pandemi.

-
Rino di depan warung kopi miliknya (Deni Agustian/IDZ Creators)

Ketika banyak usaha gulung tikar, pria lulusan S2 Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Bali ini justru membuka warung kopi berkonsep unik di Sumenep.

-
Warung kopi milik Rino di Sumenep (Deni Agustian/IDZ Creators)

Kepada Tim IDZ Creators, Rino bercerita alasan dirinya banting setir dari profesi awalnya sebagai seniman jadi buka warung kopi. Sebelumnya Rino adalah musisi yang sering mengisi acara di kafe, hotel hingga resort di Bali. Delapan tahun ia menjadi seniman di Pulau Dewata.

Namun dunianya runtuh ketika pandemi melanda. Penghasilannya menurun drastis, mau enggak mau Rino harus kembali ke kampung halaman.

Selama setahun Rino menganggur. Selama itu pula ia memutar otaknya untuk mencari penghasilan. Dengan dukungan keluarga, Rino akhirnya memutuskan untuk terjun di bidang kuliner dengan konsep yang masih jarang ada di Sumenep, tempat tinggalnya sekarang.

-
Warung kopi Rino berdiri tepat di tepi jalan raya (Deni Agustian/IDZ Creators)

Setelah modal dirasa cukup, Rino akhirnya membuka warung kopi tepat pada hari jadi Kota Sumenep, 31 Oktober tahun lalu. Ia menyulap halaman rumah kakaknya seluas 9x5 meter jadi warung kopi Bharung Kona.

Berdiri di tepian Jalan Raya Gapura, Desa Parsanga, Sumenep, Jawa Timur, warung kopi Rino cukup menarik perhatian. Sebab, warung kopinya berdesain ala pedesaan, yang kontras dengan suasana hiruk pikuk jalan raya Sumenep.

-
Ornamen jadul menghiasi sudut warung kopi (Deni Agustian/IDZ Creators)

Bangunan warung kopi Rino memanfaatkan bahan alam seperti kayu. Pagarnya terbuat dari 15 jenis tanaman dan tumbuhan hijau, yang mengelilingi warung. Ada pohon kopi, alang-alang Afrika, pohon pisang dan lainnya sebagainya.

Masuk ke dalam, sentuhan masa lampau amat terasa berkat ornamen tempo dulu seperti kaset dan piringan hitam yang menghiasi setiap sudut warung. Uniknya, Rino juga memanfaatkan barang bekas sebagai funitur di warung ini. Salah satunya meja yang terbuat kayu perahu bekas. Unik ya?

-
Pengunjung sedang ngopi di Bharung Kona (Deni Agustian/IDZ Creators)

Karena konsepnya warung kopi, tentu saja kopi yang jadi primadona di warung ini. Rino menawarkan kopi robusta dan arabica dengan aneka pilihan seperti kopi gambit, Banyuwangi, dan kopi Kintamani yang dijual dalam bentuk biji kopi atau bubuk. Di sini, seduhan kopi Kintamani yang paling banyak dicari.

Sementara untuk mengisi perut, warung ini punya menu tradisional Sumenep seperti kepeng, hingga bakdabak. Buat yang enggak tahu, bakdabak adalah camilan khas Desa Prenduan, Sumenep.

-
Seporsi bakdabak yang khas dari Desa Prenduan (Deni Agustian/IDZ Creators)

Camilan mirip cireng ini terbuat dari tepung dan olahan daging ikan laut yang digoreng. Rasanya unik, bentuknya melingkar tak beraturan dan memiliki tekstur gurih di luar dan kenyal di dalam. Seporsi bakdabak bisa dinikmati hangat-hangat dengan cocolan sambal petis.

-
Bakdabak biasa tersaji dengan sambal petis (Deni Agustian/IDZ Creators)

Gimana, tertarik ngopi dan mencicip camilan khas Sumenep dengan suasana berbeda? Jangan datang pagi atau siang, karena warung ini buka setiap hari mulai jam 15.00-23.00 WIB.

Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X