Perusahaan kopi asal Amerika Serikat, Starbucks berencana akan menaikkan gaji karyawan tetap di perusahaan tersebut dan meningkatkan pelatihan. Namun, kenaikan gaji tersebut tidak berlaku untuk pekerja yang tergabung dengan serikat pekerja.
CEO Starbucks, Howard Schultz mengingatkan karyawan yang bergabung dengan serikat pekerja bisa saja kehilangan kesempatan untuk naik gaji.
Dikutip dari New York Times, Starbucks berencana mengucurkan uang sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp14,39 triliun untuk menggaji dan meningkatkan pelayanan dengan memberikan pelatihan kepada karyawannya.
Howard mengatakan bahwa pihaknya hanya ingin memperbaiki kesejahteraan karyawannya. Karyawan dengan pengalaman lebih dari lima tahun akan menerima kenaikan gaji minimal 7 persen atau 10 persen di atas upah awal di pasar mereka.
Baca juga: Starbucks Kembali Bawakan Gelas yang Bisa Digunakan Kembali
Tak hanya itu saja, Starbucks juga akan menaikkan gaji manajer toko. Seiring dengan dana yang dikeluarkan untuk mencipatkan suasana baru, Starbucks akan meningkatkan jam pelatihan untuk barista baru, pelatihan tambahan untuk barista lama dan supervisor shift.
Sebelumnya, pada tahun 2021 sejumlah Starbucks disebut membentuk serikat pekerja dan telah mengajukan petisi ke Dewan Hubungan Tenaga Kerja Nasional. Juru bicara Starbucks, Reggie Borges telah bernegosiasi dengan serikat pekerja.
Starbucks meminta agar pihaknya selalu terlibat dalam perundingan bersama. Starbucks akan selalu bernegosiasi dengan itikad baik.
Selain itu, Starbucks juga berencana akan memasang selebaran di toko-toko agar karyawan tetap mendapat informasi, di mana perusahaan mengatakan perundingan bersama tidak pasti dan berisiko.
"Melalui perundingan bersama, upah tunjangan dan kondisi kerja dapat meningkat, berkurang atau tetap sama," kata Reggie dikutip dari New York Times, Kamis (5/5/2022)
