Memasak hidangan berbuka puasa adalah salah satu momen yang ditunggu-tunggu umat Muslim saat puasa Ramadhan.
Saat memasak hidangan ini sering kali ingin mencicipinya untuk mengoreksi rasa makanan. Namun, hal ini tentu saja terhalang dilakukan karena sedang puasa.
Akan tetapi, tak jarang seseorang mendadak lupa kalau sedang berpuasa dan tak sadar sudah mencicipi makanan tersebut. Jika hal demikian terjadi, apakah puasa tetap sah atau batal? Berikut jawaban yang telah INDOZONE rangkum.
Hukum Mencicipi Makanan saat Puasa
Menurut beberapa ulama, hukum mencicipi makanan saat puasa adalah boleh asal tidak sengaja ditelan. Hukum ini dijelaskan oleh Buya Yahya dalam Youtube Al bahjah TV, dilansir dari amartha.
Lebih lanjut, Ketua MUI atau Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa yaitu Asrorun Niam Sholeh juga menjelaskan bahwa mencicipi makanan atau masakan ketika puasa tidaklah masalah asalkan cuma di lidah.
Hukumnya Bisa Jadi Makruh
Pendapat berbeda dimemukakan dalam Buku Saku Sukses Ibadah Ramadhan yang diterbitkan oleh LTN Nahdatul Ulama. Dalam buku ini, hukum mencicipi makanan saat berpuasa menjadi makruh apabila dilakukan oleh orang yang berpuasa dan tak memiliki hajat.
Ustad Abdul Somad dalam ceramahnya pun mengungkapkan bahwa lebih baik menambahkan kembali bumbu saat berbuka puasa jika masakan terasa kurang pas daripada harus mencicipinya saat berpuasa.
Hadits Mencicipi Makanan saat Puasa
Sebuah hadits juga mengatakan bahwa boleh hukumnya mencicipi makanan saat puasa, asal tak melewati kerongkongan.
“Tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya selama tidak masuk ke kerongkongan.” (H.R. Bukhari)
Jika saat mencicipi makanan tak sengaja tertelan, maka tidak wajib untuk mengganti puasa dan tetap bisa melanjutkan puasa yang dijalani. Ini sesuai dengan hadits berikut.
“Siapa saja yang lupa ketika puasa kemudian makan atau minum maka hendaknya dia sempurnakan puasanya, karena Allah telah memberinya makan atau minum.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Ulasan di atas sangat jelas menjabarkan bahwa hukum mencicipi makanan saat puasa adalah boleh, namun tak sampai kerongkongan, hanya di lidah saja.
