Jamu merupakan minuman tradisional khas Jawa yang terbuat dari aneka rempah dan berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Tapi banyak orang yang enggan meminumnya karena rasa pahit dan dianggap jadul. Tapi kalau minum jamunya di kafe yang dingin dan kekinian, ada yang mau coba?
Jangan gengsi minum jamu guys, karena sekarang ada kafe jamu kekinian bernama ‘Acaraki’ yang berada di kawasan Kota Tua Jakarta, tepatnya di Gedung Kertaniaga, persis di sebelah Museum Fatahillah.
Masuk ke dalam Acaraki, suasananya sangat nyaman seperti kafe pada umumnya. Pelayan akan menyapa kamu saat masuk ke dalam.
Kafe ini dilengkapi sama meja bar, dan sejumlah mejakursi berisi dua orang yang berjejer rapi di dalam ruangan berkonsep unfinished yang identik sama tembok batu bata-nya yang dibiarkan terekspos.
Enggak seperti kafe kekinian yang menawarkan kopi dan makanan kekinian, kafe ini menyuguhkan jamu sebagai menu andalannya. Minuman tradisional ini ditawarkan dengan konsep modern namun tetap menjaga komposisi dan khasiat aslinya.
Ada 2 jenis jamu ‘gaya lama’ yang bisa dipesan, yaitu kunyit asam dan beras kencur. Tapi kalau kamu enggak suka rasa jamu tersebut, bisa coba menu ‘Jamu New Wave’ yang diracik pakai alat-alat kopi, ada grinder, alat saring V60 hingga rok espresso dan french press coffee.
Pemilik kafe nampaknya memang mau menghadirkan pengalaman minum jamu yang berbeda. Jamu diseduh dengan teknik dan alat yang biasa digunakan untuk membuat kopi manual brew.
Dengan ramah pelayan akan menjelaskan beberapa menu jamu andalan di kafe ini. Ada banyak menu jamu kekinian alias jamu new wave yang bisa kamu coba. Misalnya Saranti yang diracik dari campuran beras kencur yang diseduh dengan alat rok espresso lalu dicampur dengan susu, gula dan krimer. Minuman ini bisa disajikan panas atau dingin lengkap dengan es batu.
Ada juga sejumlah menu yang sangat menarik perhatian, seperti menu Jaman Batu berupa campuran jahe, madu, lemon dan biji selasih, Berkesan yang terbuat dari beras kencur, lengkuas dan santan kelapa, ada pula Bareskrim berupa campuran beras kencur, lengkuas dan es krim. Jamu-jamu ini bisa disajikan panas atau dingin.
Pengin coba yang lebih ‘nendang’? Ada juga Dutch Jamu Beras Kencur dan Kunyit Asam yang diseduh dengan air dingin menggunakan teknik tetes selama 8 jam, persis seperti membuat kopi cold brew. Dutch Jamu paling banyak diburu dan cuma disajikan 2 porsi saja seharinya. Kalau mau coba, kamu harus pesan jauh-jauh hari alias pre-order, karena waktu pembuatannya yang enggak sebentar.
Nah, Tim IDZ Creators mencoba jamu yang paling pahit yaitu The Challenger yang dibuat dalam 3 sloki berisi sambiloto dan temulawak. Untuk menghilangkan rasa pahit, barista memberikan irisan jeruk lemon.
Semua menu jamu di kafe ini dibanderol mulai dari Rp20 ribu per gelas. Selain jamu, kafe ini juga menyediakan sejumlah kudapan seharga Rp15 ribu. Enggak ada menu makanan berat, karena kafe ini memang ingin menonjolkan jamu sebagai primadonanya.
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join IDZ Creators dengan klik di sini.