Sebagaimana mestinya, kucing merupakan hewan peliharaan yang dapat dijadikan teman, bukan untuk korban pembantaian.
Seperti yang marak belakangan ini, sejumlah aksi penjagalan kucing untuk dikonsumsi menuai kritik dari banyak pihak.
Orang-orang tak berperikemanusiaan itu membantai kucing dengan alasan dagingnya untuk dijadikan obat asma hingga darah tinggi.
Namun ternyata, daging kucing tidak layak dikonsumsi karena berbahaya untuk tubuh seperti yang tertera dalam UU Peternakan dan Pertanian Nomor 41 Tahun 2014.
Bukan tanpa alasan, hal tersebut telah dibuktikan lewat sebuah penelitian yang dilakukan oleh Raymond Craza dari Temple University.
Para peneliti mengamati masyarakat Madagaskar yang masih mengonsumsi kucing karena dianggap bisa memberikan suplementasi protein yang baik untuk tubuh dan bisa menyembuhkan penyakit.
Akan tetapi, para peneliti menemukan adanya efek negatif dari mengonsumsi daging kucing.
Dilansir Science Daily, daging kucing dapat mengancam penularan infeksi bakteri seperti Clostridium botulinum.
Peneliti juga mengklaim daging kucing dapat menyebabkan penyakit parasit seperti lyme atau demam tinggi yang sangat berbahaya bagi manusia, khususnya wanita hamil dan bayi.
Berdasarkan studi yang berjudul Consumption of Domestic Cat in Madagascar: Frequency, Purpose, and Health Implicationsucing, disebutkan bahwa kucing adalah inang parasit penyebab toksoplasmosis yang dapat mengancam kelainan bentuk serius pada bayi.
Maka dari itu, jangan coba-coba makan daging kucing ya guys, cukup dipelihara saja.
