Kue dongkal atau dodongkal adalah sejenis makanan tradisional Indonesia yang termasuk ke dalam kelompok jajanan pasar yang tebuat dari tepung beras dan gula. Kudapan ini mulai langka.
Konon, nama dongkal berasal dari cara pengirisannya yang dicongkel dengan centong pada bagian yang tergulai. Pada awalnya, kue dongkal dibuat dari tepung gaplek, dan telah diperdagangkan sejak 1940-an. Camilan ini biasanya dihidangkan sebagai sarapan pagi.
Namun, sejak tahun 1970-an dongkal berbahan gaplek mulai jarang ditemukan karena penduduk mengganti bahan utamanya dengan tepung beras.
Dulu dongkal biasa dibuat sebagai jamuan pada saat membuat gedengan (ikatan padi kering yang dipanen berikut batangnya) pada malam hari, setelah siangnya padi dijemur seharian.
Selain itu, dongkal pun biasa dibuat orang sebagai jamuan ketika membuat rumah secara gotong royong, biasanya saat bongkar rumah, pasang fondasi dan pasang atap. Meskipun cukup digemari orang karena pembuatannya mudah, biayanya relatif murah dan rasanya enak.
Baca Juga: Resep Jajanan Pasar Kue Dongkal
Dalam perkembangannya, dongkal mulai jarang dibuat orang, seiring dengan menghilangnya padi gedengan dan menyusutnya kebiasaan membangun rumah dengan cara sambatan. Namun, sebagian orang masih membuatnya sebagai barang dagangan, yang bisa ditemukan di pasar-pasar tradisional atau dijajakan berkeliling kampung untuk sarapan pagi atau santapan jajanan.
Dongkal biasanya disajikan di atas daun pisang dan ditaburi parutan kelapa di atasnya. Makanan ini bisa ditemui di beberapa daerah di Jawa Barat seperti Sukabumi, Bogor, dan Cianjur.
Di Kota Tangerang Selatan pun ada salah satu penjual kue Dongkal ini dengan menggunakan gerobak.
Pak Fadil (43), seorang penjual, telah menjajakkan kue dongkal selama 5 tahun. Ia mempelajari kue dongkal melalui temannya. Ia berjualan di Komplek Pertamina, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
"Saya belajar kue dongkal ini dari temen, terus mulai buka usaha sendiri belum lama, baru bulan Januari tahun 2020 awal," ujar Pak Fadil saat ditanya Z Creators Indozone mengenai penjualan nya.
Awalnya, Pak Fadil merupakan karyawan di tempat temannya yang berjualan kue dongkal selama 3 tahun. Kemudian ia menyambung usaha temannya tersebut.
"Sudah lama saya pegang kue dongkal ini. Dulu juga saya jadi karyawan yang kerja di temen saya. Karena temen saya udah enggak jualan kue ini, maka saya lanjutkan jualan dongkalnya," tambahnya.
Kue dongkal milik Pak Fadil ini banyak disukai oleh masyarakat sekitar karena memiliki cita rasa yang lezat, gurih dan legit, serta bentuk yang dimiliki kue ini juga unik seperti kerucut.
